TEMPO.CO, Beijing - Selain memperkenalkan dua phablet, Xiaomi Mi Note 2 dan Mi Max, perusahaan teknologi asal Cina ini memperkenalkan satu perangkat Virtual Reality. Perangkat Virtual Reality ini merupakan produk kedua yang dimiliki Xiaomi.
Setelah beberapa bulan lalu memperkenalkan Mi VR Play, pekan ini Xiaomi memperkenalkan Mi VR, perangkat Virtual Reality yang bisa digunakan dengan beberapa tipe ponsel Xiaomi, seperti dilansir melalui gsmarena.com, Rabu, 26 Oktober 2016.
Perangkat VR ini hadir dilengkapi dengan sensor gerak. Perangkat Mi VR ini juga hadir dengan tambahan konsol kontroler gerak. Konsol kontroler ini dilengkapi dengan trackpad dan sensor gerak 9-axis. Sensitivitas sensor gerak diklaim 16 kali lebih sensitif dengan latensi 16ms.
Baca:
Yuni Shara dan Chico Hakim Putus, Ini Masalahnya
Mario Teguh Tiba-tiba Melontarkan Permohonan Maaf
Hewan Aneh: Punya 4 Penis, 200 Kelenjar Racun, 414 Kaki
Mi VR disebutkan hanya bisa digunakan dengan perangkat Mi Note 2, Mi 5S, Mi 5S Plus, dan Mi 5.
Perusahaan mengklaim saat ini mereka telah memiliki lebih dari 500 panoramic video dan lebih dari 30 aplikasi VR. Sedangkan sebanyak 200 lebih pengembang juga telah bergabung untuk membangun aplikasi di ekosistem Mi VR.
Mi VR kabarnya akan dijual dengan harga US$ 29 atau sekitar Rp 391 ribu. Belum ada info lebih lanjut di mana saja perangkat Mi VR akan dijual.
GSM ARENA | MAYA NAWANGWULAN
Berita terkait
Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina
3 jam lalu
Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.
Baca SelengkapnyaHasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up
4 jam lalu
Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.
Baca SelengkapnyaTak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
19 jam lalu
Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.
Baca SelengkapnyaMenlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
23 jam lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaSoal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan
1 hari lalu
Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media
Baca SelengkapnyaDugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti
1 hari lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.
Baca SelengkapnyaPenanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina
1 hari lalu
Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.
Baca SelengkapnyaMenlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"
1 hari lalu
Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".
Baca SelengkapnyaBadan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar
2 hari lalu
Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.
Baca SelengkapnyaGelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi
2 hari lalu
Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.
Baca Selengkapnya