WC Ramah Lingkungan LIPI

Reporter

Editor

Senin, 14 Agustus 2006 15:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:“Bio-toilet adalah alternatif menuju sanitasi berkelanjutan dan penghematan penggunaan air,” kata Neni Sintawardani, peneliti fisika LIPI. “Matriksnya juga dipilih yang dapat diperoleh dengan mudah karena banyak diproduksi di daerah.” Prinsip teknologi bio-toilet ini adalah penggunaan media serbuk kayu sebagai matriks penangkap limbah organik, baik padat maupun cair. “Limbah itu dapat terolah secara biologis dengan cepat tanpa menimbulkan bau,” kata Neni. Pengunaan serbuk kayu ini membuat pemakaian air pembilas kotoran berkurang. Bio-toilet ini juga tidak memerlukan saluran pembuangan dan mudah dipindahkan. Bio-toilet ini juga bisa dipadukan untuk pembuangan limbah dapur. Saat ini ujicoba bio-toilet telah dilakukan di Pesantren Daarut Tauhid di Bandung. Menurut Neni, para santri dapat menerima penerapan teknologi ini dan tidak ada masalah apapun. Neni menyatakan, tantangan terbesar perbaikan sanitasi di masyarakat adalah persepsi umum masyarakat bahwa WC atau kakus adalah ruang kotor yang berada di belakang. Selain itu juga masih ada keterbatasan sarana sanitasi. “Ini menjadi kendala masyarakat di berbagai daerah, teruatama daerah kering atau padat penduduk,” tambahnya.tjandra

Berita terkait

Di Brasil, Ada Toilet Pakai Kaca Tembus Pandang

10 Januari 2013

Di Brasil, Ada Toilet Pakai Kaca Tembus Pandang

Seorang instruktur senam kebugaran, Rafael Teleska, menyatakan tidak akan pernah masuk ke kamar mandi itu.

Baca Selengkapnya

Gates Sponsori Toilet Ramah Lingkungan  

15 Agustus 2012

Gates Sponsori Toilet Ramah Lingkungan  

Ada delapan lembaga yang mengajukan desain inovasi.

Baca Selengkapnya