LG Targetkan Semua Produknya Berteknologi Inverter

Reporter

Rabu, 16 November 2016 23:06 WIB

REUTERS/Steve Marcus

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan asal Korea Selatan yang telah memiliki basis produksi di negara ini, PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) menargetkan hampir semua produk elektronik yang dipasarkan di dalam negeri menggunakan teknologi inverter guna mendukung program pemerintah dalam penghematan energi.

"Pada Juni 2017 sekitar 90 persen produk LG akan beralih menggunakan teknologi inverter," kata Manager Pemasaran Home Appliance LGEIN Charlie Woo, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan hal itu merupakan salah satu upaya LG mendukung program Pemerintah Indonesia cq Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menghemat penggunaan energi dalam bentuk kampanye "Gerakan Poting 10%."

"Apalagi masalah hemat atau efisiensi energi telah menjadi perhatian global," ujarnya pada kampanye LGEIN "Hemat Energi Bagimu Negeri" itu.

Untuk itu, LG, lanjut dia, akan memperluas penggunaan teknologi inverter pada produk elektronik yang dipasarkan di Indonesia, dari semula hanya pada beberapa model pengatur suhu dalam ruang (AC), lemari es (kulkas), dan mesin cuci, tahun depan berkembang ke produk microwave.

Charlie Woo mengatakan ada beberapa keunggulan teknologi inverter dibandingkan yang konvensional.

Selain hemat energi karena konsumsi listrik lebih rendah, teknologi inverter pada kompresor membuatperalatan elektronik rumah tangga seperti AC, kulkas dan mesin cuci, menjadi lebih senyap ketika beroperasi dan lebih tahan lama.

"Kami berani menggaransi kompresor inverter yang tertanam dalam tiap koleksi ini (Produk LG) dengan jaminan 10 tahun penggunaan," ujarnya.

Saat ini LG merupakan salah satu pemain elektronik yang cukup besar di Indonesia. Tahun ini Woo memperkirakan LGEIN menguasai pasar barang elektronik rumah tangga di Indonesia mencapai 23 persen, dan ia menargetkan tahun depan pangsa pasar LG naik menjadi 28 persen.

Sementara itu Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Farida Zed mengatakan gaya hidup terutama pemanfaatan barang elektronik yang hemat energi memang peranan cukup penting dalam efisiensi energi, mengingat masyarakat Indonesia terbilang masih boros dalam penggunaan energi.

"Setiap tahun kebutuhan energi kita (Indonesia) tumbuh 6,5 sampai tujuh persen, tidak banyak negara yang mengalami pertumbuhan (kebutuhan energi) yang signifikan seperti itu," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap dukungan kalangan industri manufaktur, termasuk produsen elektronik, untuk menggunakan teknologi hemat energi seperti inverter, sehingga program pemerintah "Gerakan Potong 10%" bisa tercapai.

ANTARA

Berita terkait

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

1 hari lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

15 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

16 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

17 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

40 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

43 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

43 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

43 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

48 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

53 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya