BPPT Manfaatkan Drone untuk Rekayasa Cuaca Hujan Buatan

Reporter

Rabu, 21 Desember 2016 23:02 WIB

Industri pertahanan Amerika Serikat Bell Helicopter mempublikasikan rancangan produk terbaru mereka, unmanned aerial vehicle (UAV) V-247 Vigilant tilt-rotor, pada September 2016. UAV atau drone Bell V-247 Vigilant dikembangkan olehTextron, anak perusahaan Bell Helicopter untuk memenuhi kebutuhan masa depan Angkatan Laut Amerika Serikat. Diperkirakan Textron akan mulai memproduksi V-247 Vigilant, pada 2023. Defence.Ru

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menggunakan drone atau pesawat tanpa awak sebagai salah satu dari beberapa cara untuk menjalankan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan pada 2017.

"Kalau drone-nya sih sudah siap, kita gunakan Wulung (drone hasil pengembangan BPPT dan PT Dirgantara Indonesia) yang kekuatan strukturnya ditingkatkan jadi 6,7G. Rasanya 2017 sudah bisa mulai kita gunakan," kata Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun Rekayasa BPPT Erzi Agson Gani usai membuka partner gathering Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BB-TMC) BPPT di Jakarta, Rabu.

Pemanfaatan drone di dunia semakin menantang, bahkan pesawat F 15 dan F16 sudah tidak berawak. Kini, menurut dia, BPPT mencoba memanfaatkannya untuk memecahkan persoalan TMC yang sering terkendala saat kondisi tidak normal atau saat malam hari.

Saat ini, lanjutnya, masih terus mempersiapkan drone yang akan digunakan dengan menambahkan parasut. Penambahan parasut ini tidak mudah tetapi tetap harus dikembangkan karena keamanan menjadi faktor penting dalam pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk pembuatan hujan buatan.

Kepala BB-TMC BPPT Tri Handoko Seto mengatakan peningkatan kekuatan struktur drone menjadi 6,7G dilakukan agar pesawat tanpa awak ini mampu menghadapi goncangan saat memasuki awan, meski proses penyemaiannya sebenarnya bisa juga dilakukan di atas awan.

Proses penggunaan TMC untuk hujan buatan dengan pesawat selama ini, menurut Seto, merupakan langkah yang sangat berisiko. Karena itu BPPT terus berupaya mengembangkan teknologi ini menjadi lebih baik, termasuk dengan menggunakan drone untuk proses penyemaian garam.

Untuk bisa melaksanaan penyemaian awan dengan drone, ia mengatakan perlu pula dikembangkan garam berukuran lebih kecil lagi. Dari yang biasa digunakan 40 mikron kini perlu dikembangkan menjadi 2-4 mikron saja, dan itu semua sudah dikembangkan oleh BPPT.

Sedangkan "selongsong" yang akan digunakan untuk menempatkan garam penyemaian nantinya diproduksi oleh PT Pindad. "BPPT kan tidak boleh memproduksi, tapi hanya mengembangkannya saja".

Sementara itu, Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Wimpie Agoeng Noegroho mengatakan kerja sama internal di BPPT dilakukan untuk pengembangan TMC hujan buatan ini, contohnya saja untuk pemanfaatan drone. Kerja sama juga dilakukan dengan Lembaga Perintah Non Kementerian (LPNK) seperti LAPAN terkait pemanfaatan roket untuk TMC hujan buatan.

Tidak hanya dengan LPNK, ia juga mengatakan BPPT beruntung karena pihak swasta seperti PT Vale Indonesia dan Sinar Mas juga membantu dalam pengembangan teknologi-teknologi yang dikembangkan di BB-TMC. Perguruan Tinggi seperti ITB dan IPB juga mengambil peran dalam pengembangan teknologi pendeteksi hujan yang menjadi sistem peringatan dini bencana banjir.

Pemanfaatan TMC hujan buatan tidak semata-mata untuk kebutuhan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saja. Menurut Wimpie, hujan buatan juga dilakukan mulai untuk mengisi danau, waduk, dan mengalihkan awan hujan untuk pencegahan banjir. Pengusian danau dan waduk biasanya untuk pembangkit listrik hidro dan atau kebutuhan irigasi mengatasi kekeringan.

ANTARA

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

11 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

13 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

14 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

37 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

40 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

40 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

40 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

45 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

49 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya