Beruang Kutub Terancam Punah, Begini Langkah Amerika

Reporter

Selasa, 10 Januari 2017 11:38 WIB

22 tahun hidup sendiri di habitat yang tidak sesuai membuat Arturo stres dan menunjukkan perilaku aneh seperti sering melakukan gerakan berulang dengan maju mundur. boredpanda.com

TEMPO.CO, Antartika - Otoritas satwa liar Amerika Serikat (US wildlife authorities) pada Senin, 9 Januari 2017, mengeluarkan rencana yang lebih luas untuk upaya menyelamatkan Beruang Kutub Antartika dari kepunahan. Selama ini pemanasan global telah menghancurkan habitat binatang ikonik ini.

"Rencana ini menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan dan komitmen nyata oleh (Fish and Wildlife) Service serta negara, kelompok suku, negara federal dan mitra international untuk melindungi beruang kutub dalam jangka pendek," ujar Greg Siekaniec, Direktur FWS wilayah Alaska.

Saat ini sekitar 22.000 hingga 31.000 beruang kutub yang tersisa di seluruh dunia. Dua sub populasi beruang kutub tinggal di pesisir pantai Alaska. Sisanya berada di Rusia, Kanada, Norwegia dan Greenland.

Rencana yang dinamakan Manajemen Konservasi Beruang Kutub itu menyerukan sejumlah aksi untuk menyelamatkan makhluk ikonik ini. Yang utama menyerukan pengurangan emisi gas rumah kaca global, yang meningkat dari pembakaran bahan bakar fosil dan menyumbang pada pemanasan cuaca (warming climate).

Selanjutnya mereka mengimbau pengurangan konflik antara manusia dan beruang, bersamaan dengan melindungi habitat mereka dan meminimalkan risiko pencemaran tumpahan minyak.

Aksi berikutnya mendesak penghentian perburuan beruang kutub, atau dalam prakteknya dikenal sebagai “panen penghidupan" (subsistence harvest) yang legal untuk penduduk asli. Perburuan itu telah membunuh kurang dari empat persen total populasi beruang kutub setiap tahun.

Beruang kutub masuk dalam daftar satwa yang terancam dibawah UU Spesies Langka (Endangered Species Act) pada 2008 karena kehilangan habitat lautan es. Sejak saat itu, kondisi Antartika semakin memburuk akibat pemanasan global. Wilayah Kutub utara yang ditutupi lautan es pada Oktober dan November 2016 terus tergerus.


AP | HOTMA SIREGAR


Baca Juga:
Strawberry Snow Percepat Perubahan Iklim
Ini Harapan Ahok di Sidang Kelima Kasus Penistaan Agama

Berita terkait

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

1 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

2 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

17 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

17 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

18 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

18 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

20 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

21 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya