TEMPO.CO, New Meksiko -VA001, kendaraan udara tak berawak atau unmanned aerial vehicle (UAV) mini alias drone yang dibuat oleh Vanilla Aircraft, berada di udara untuk lebih dari dua hari dan dua malam, memecahkan rekor dunia untuk muatan dan tenaga pesawat.
Vanila lepas landas pada 30 November 2016 dari Pusat Tes Sistem Udara Tak Berawak milik Universitas Negeri New Meksiko, dekat Bandara Internasional Las Cruces. Drone yang membawa beban aktual dan simulasi seberat 20 pounds itu terbang pada ketinggian antara 6.500 dan 7,500 kaki (1.980 hingga 2.286 meter) dengan kecepatan rata-rata 65.6 mph (105 km/jam) sebelum mendarat pada 2 Desember lalu.
Vanila dirancang mampu berada di udara selama 10 hari penerbangan nonstop dengan ketinggian 15 ribu kaki sambil membawa muatan seberat 14 kilogram. Penerbangan Vanila sebenarnya direncanakan selama 120 jam. Namun karena cuaca buruk, Vanilla hanya terbang dua hari delapan jam. Ketika drone itu mendarat, lebih dari separuh bahan bakarnya masih utuh di dalam tangki. Dengan kata lain sebenarnya Vanila sanggup mengudara selama 90 jam atau sekitar enam hari penerbangan.
"Penerbangan pemecah rekor ini menunjukkan kemungkinan mendesain UAV berbiaya murah yang mampu lepas landas dari satu sisi benua ke sisi benua yang lain, melakukan tugasnya selama sepekan dan kembali — semuanya dalam tangki bahan bakar yang sama," kata Jean-Charles Ledé, manajer program DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency)—lembaga riset Pentagon--dalam sebuah pernyataan.
Menurut DARPA, Drones telah memainkan peranan penting dalam upaya-upaya militer, dengan beragam fungsi mulai dari misi-misi pengintaian hingga pengiriman peralatan. Ppesawat Vanilla juga dapat diaplikasikan untuk komunikasi berbasis UAV dan pengumpulan informasi intelijen. DARPA menyatakan, VA001 bisa membuat lebih banyak rekor dunia untuk drone dalam penerbangan selanjutnya. Perwakilan dari National Aeronautic Association turut menyaksikan pemecahan rekor tersebut.
