Peneliti Temukan Mekanisme Kerja Gen Kekebalan pada Tanaman

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 1 Februari 2017 16:24 WIB

Begonia Nephrophylla spesies tanaman bunga baru koleksi Kebun Raya Eka Karya Bali. Tanaman ini memiliki sisik merah dan bentuk daun seperti ginjal. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan telah menemukan bagaimana sistem kekebalan tanaman bisa melawan penyakit, kata peneliti di University of Queensland di Australia pada Selasa, 31 Januari 2017.

"Sangat penting bahwa kita memahami cara sistem kekebalan tanaman berfungsi," kata Profesor Bostjan Kobe dari University of Queensland School of Chemistry dan Molecular Biosciences.

"Kerugian tanaman merupakan tantangan besar di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial di dunia yang menghadapi peningkatan tuntutan akan makanan, serat dan bahan bakar-bio," katanya.

"Dalam jangka panjang, penelitian ini akan membantu gen perlawaan sintesis yang lebih efektif yang dapat digunakan untuk menyediakan perlindungan tambahan di Australia dan seluruh dunia dari penyakit tanaman," kata Profesor Kobe.

Proyek kerja sama yang terdiri atas tim dari University of California Berkeley, Pohang University of Technology di Korea Selatan dan The Commenwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) untuk mengetahui bagaimana protein reseptor kekebalan memberi tanda kepada tanaman untuk memerangi penyakit.

"Meskipun banyak gen kekebalan tanaman telah diidentifikasi dalam 20 tahun belakangan, kita memiliki pemahaman terbatas mengenai cara produk gen itu bekerja," kata Kobe.

Ahli biologi molekul tanaman menggunakan kristalografi Sinar-X untuk meneliti bagaimana protein reseptor kekebakan tersebut berkumpul selama pemberian tanda dan bisa menentukan bahwa interaksi itu adalah yang membuat tanaman bisa melawan penyakit.

Penyakit tanaman pra-panen diperkirakan mencapai 15 persen kerugian tanaman setiap tahun, kata Kobe.

Pengembang-biakan varietas tanaman yang tahan penyakit telah menjadi strategi utama untuk memerangi penyakit tanaman, terutama karena pestisida dapat merugikan buat lingkungan hidup, katanya.

ANTARA

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

23 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya