Pesawat terbesar dunia Airlander 10 terjatuh dalam uji coba penerbangannya yang kedua di lapangan terbang Cardington, Inggris, 24 Agustus 2016. Pesawat bernama Airlander 10 itu memiliki panjang 92 meter, lebar 44 meter, tinggi 26 meter dan merupakan kombinasi antara pesawat terbang biasa dengan balon udara. (Lee Cordell/PA via AP)
TEMPO.CO, Jakarta - Airlander 10, pesawat terbesar di dunia yang juga dijuluki Flying Bum, kembali beraksi setelah kecelakaan pada ulan Agustus 2016.
Menurut rilis dari perusahaan pengembang pesawat, Hybrid Air Vehicles (HAV), Airlander 10 diperbaiki setelah terjadi kecelakaan di Cardington Airfield.
Beberapa panel dek penerbangan, overhead console, dan beberapa kabel mengalami kerusakan setelah pesawat menukik saat mendarat. Untungnya tidak ada yang terluka dalam kecelakaan itu.
Pesawat itu disebut perusahaan tersebut sebagai survey yang ramah lingkungan dari udara. Pesawang sepanjang 94 meter (lebar 34 meter) ini dirancang untuk bisa bertahan di udara selama lima hari berturut-turut.
Setelah penyelidikan, CEO Hybrid Air Vehicles, Stephen Mcglennan mengatakan, "Kami senang telah membuat kemajuan dalam melakukan perbaikan dan berharap bisa segera melakukan tes uji coba."
Hingga saat ini belum ada pengumuman mengenai tanggal pasti untuk penerbangan kembali Airlander.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.