TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah peneliti di Amerika Serikat menemukan bahaya yang mengintai di balik penambahan gula pada kopi dan teh. Penambahan itu akan meningkatkan kalori per cangkirnya.
Jumlah kalori ekstra tersebut memang tampak kecil bila dilihat sepintas. Namun, dalam dalam studi berjudul Consumption of coffee and tea with add-ins in relation to daily energy, sugar, and fat intake in US adults, 2001-2012, para peneliti dari University of Illinois dan University of California, Amerika, menyebut “Gula adalah bom waktu.”
Menurut Ruopeng An, peneliti kinesiologi dari University of Illinois, jumlah pemanis dapat bertambah terus hingga batas penerimaan tubuh kita. Hal tersebut, menurut dia, berdampak pada asupan gizi tubuh.
Dengan penambahan rasa itu, dalam secangkir kopi akan meningkatkan 69 kalori dan dalam teh 43 kalori. “Nol kalori tambahan yang tidak memasukkan gula ataupun perasa lain,” kata dia. Gula sendiri akan berbahaya bila dikonsumsi terlalu banyak dalam sehari (24 gram untuk perempuan dan 36 gram untuk laki-laki). Berikut ini beberapa pengaruh buruknya.
- Otak: Gula dapat membuat aliran darah ke otak terhambat. Mengkonsumsi makanan dengan kandungan gula yang tinggi dapat menaikkan risiko depresi 58 persen.
- Kulit: Saat gula membombardir tubuhmu, protein sulit untuk tercerna. Ini membuat kulit menua dan mempercepat timbulnya keriput.
- Alat Kelamin: Kelebihan gula dapat merusak aliran darah ke kelamin dan meningkatkan risiko disfungsi ereksi bagi pria. Bagi perempuan, gula menyebabkan risiko kelainan gairah.
- Jantung: Gula dapat membuat peradangan arteri darah ke jantung, meningkatkan risiko strok dan serangan jantung.
- Ginjal: Kelebihan gula dapat menghancurkan sistem filter ginjal. Diabetes salah satu penyebab gagal ginjal.
- Sendi: Konsumsi gula dalam tingkat tinggi dapat memicu peradangan sendi.
Yang patut diwaspadai, gula juga sudah tersebar di berbagai jenis makan. Seperti berikut ini:
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.