Dua orang remaja memperlihatkan ponselnya sata bermain Pokemon Go di toko Pokemon di Tokyo, Jepang, 20 Juli 2016. Secara resmi, Niantic Labs -perusahaan perangkat lunak Pokemon Go, mengumumkan bahwa permainannya tersebut sudah dapat diunduh di Jepang. REUTERS
TEMPO.CO, San Francisco - Pokemon Go menjadi fenomena budaya di seluruh dunia pada 2016 karena game-nya yang begitu menyenangkan. Tapi, ada dua kelalaian Niantic, pengembang Pokemon Go, yang paling mencolok. Pertama, ketidakmampuannya menyediakan sarana pertempuran antar pemain (players vs players) atau PvP dalam waktu yang nyata. Kedua, tidak adanya pertukaran (Pokemon trading).
Paska delapan bulan dalam store aplikasi di seluruh dunia, Pokemon Go segera dibekali fitur-fitur yang seharusnya dimiliki sejak hari pertama. John Hanke, pendiri dan CEO Pokemon Go, baru-baru ini mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa fitur trading serta pertempuran PvP saat ini sedang dalam proses penyelesaian. Meskipun kedua fitur ini akan pertama kali muncul, mengutip istilah Hanke, dalam sebuah bentuk yang singkat (“an abbreviated form”).
Hanke juga mengungkapkan penundaan menerapkan dua fitur baru itu sebagian besar disebabkan masalah server yang dialami Niantic tak lama setelah peluncuran Pokemon Go. Setiap orang yang memainkan game di sekitar hari peluncuran mengetahui berapa terganggunya game tersebut selama berhari-hari. Jika Niantic tidak direpotkan usaha-usaha mengendalikan kembali situasi server seperti semula, kata Hanke, salah satu fitur terbaru itu mungkin sudah tersedia dalam permainan.
Masih ada mimpi pamungkas Hanke terkait Pokemon Go yakni menghadirkan fitur live events. Dia bercita-cita menghadirkan Pokémon yang legendaris lewat kehidupan nyata dan sederet peristiwa di lokasi yang sesungguhnya. “Tampaknya ini akan rumit, melakukannya dalam skala sesuai tuntutan Pokémon,”ujarnya.
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
1 hari lalu
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.