Dibutuhkan Donasi Otak dari Orang Depresi dan Stres  

Reporter

Kamis, 23 Februari 2017 10:59 WIB

Petugas menunjukan salah satu otak yang di donasikan untuk penelitian di Harvard Brain Tissue Resource Center. bbc.com

TEMPO.CO, Boston - Para ilmuwan memohon agar lebih banyak orang menyumbangkan otaknya untuk penelitian setelah mereka meninggal dunia. Mereka mengatakan kekurangan otak orang-orang yang mengalami depresi dan gangguan stres paska trauma.

Para peneliti bertujuan mengembangkan pengobatan baru untuk gangguan mental dan neurologis (sistem syaraf). Otak manusia cantik dan juga rumit. Jaringan otak berubah dan tumbuh sebagaimana halnya manusia. Organ ini perwujudan fisik perilaku dan siapa kita sesungguhnya. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengaitkan antara bentuk otak dengan kelainan otak dan neurologis.

Saat ini lebih dari 3.000 otak disimpan di Harvard Brain Tissue Resource Center di McLean Hospital tepat di luar Boston, salah satu bank otak terbesar di dunia. Sebagian besar spesimen di sana disumbangkan orang-orang dengan gangguan mental atau kelainan sistem syaraf.

Para ilmuwan membutuhkan sampel untuk menemukan pengobatan baru Parkinson, Alzheimer dan berbagai kelainan psikiatris. Masalahnya, para peneliti di McLean Hospital dan bank otak di seluruh dunia tidak memiliki cukup spesimen untuk komunitas riset.

Menurut Dr Kerry Ressler, chief scientific officer (CSO) di McLean Hospital, pengobatan baru untuk banyak penyakit mental dan sistem syaraf berada dalam jangkauan komunitas riset.

Namun lembaga itu kekurangan jaringan otak (brain tissue) sehingga perkembangan riset pun tertahan. "Kami memiliki alat dan kemampuan meneliti otak manusia. Kekurangan kami adalah jaringan otak orang-orang dengan gangguan mental,"ujarnya.

Salah seorang donor yang mengunjungi McLean Hospital, yang berharap dikenal sebagai Caroline, mengatakan bahwa dia memutuskan mendonasikan otaknya untuk riset kedokteran karena saudara perempuannya menderita schizophrenia. Sambil berharap sumbangannya itu akan membantu para ilmuwan menemukan obat, dia juga mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

“Orang tua saya baik-baik saja tapi mengapa saudara saya mendapatkan schizophrenia? Kami tak yakin dari mana itu berasal. Bagaimana kita akan menemukan sesuatu jika kita tidak meneliti otak," kata Caroline.

BBC | HOTMA SIREGAR

Baca Juga:
Hadiri Acara Hanura, Ahok Disebut Nakal dan Dielu-elukan
Kapolri: Sudah Terdeteksi Ketua GNPF-MUI Kirim Uang ke Turki

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

6 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

6 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

9 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

14 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

16 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

17 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

18 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya