AS Beli 'Pembunuh Drone' Israel Rp 200 M untuk Lawan ISIS

Reporter

Editor

Erwin prima

Minggu, 26 Februari 2017 14:18 WIB

Angkatan Udara AS membeli sistem pembunuh drone senilai Rp 200 miliar dari perusahaan Israel. Foto: Israel Aerospace Industries

TEMPO.CO, Washington DC - Angkatan Udara AS menghabiskan US$ 15 juta (Rp 200 miliar) untuk sistem pembunuh drone misterius dari sebuah perusahaan Israel.

Kontrak untuk sistem itu akan memasok 21 kit, yang diyakini dialokasikan untuk berurusan dengan ancaman drone dari ISIS.

Namun, rincian kit dan bagaimana mereka akan bekerja belum terungkap, meskipun diyakini menjadi versi modifikasi dari ‘drone shield’ perusahaan itu.

Baca:
Bintang-bintang pada Mobile World Congress 2017
BlackBerry KEYone (Mercury) Resmi Diluncurkan
Bocoran Warna dan Fitur Huawei P10 Menjelang Peluncuran


Menurut dokumen Angkatan Darat, ELTA North America Inc, Annapolis Junction, Maryland, telah mendapatkan surat kontrak senilai US$ 15.553.483 untuk sistem itu.

"Kontraktor akan menyediakan pengadaan, pengiriman, dan pelatihan dari 21 Sistem Pertahanan Udara Portabel. Kit akan dibuat Israel dan dikirim ke pangkalan AS pada 28 Juli 2017," tulis dokumen itu sebagaimana dikutip Daily Mail, akhir pekan ini.

Menurut situs Defence One, sistem ini dibeli oleh Air Force Life Cycle Management Center di Hanscom Air Force Base di Massachusetts.

"Lembaga ini mengawasi pembelian komunikasi dan elektronik, yang mengisyaratkan kesepakatan itu kemungkinan untuk beberapa jenis sistem penghambat yang dapat menjatuhkan drone kecil tanpa melepaskan tembakan."

ELTA Amerika Utara merupakan anak perusahaan dari Israel Aerospace Industries, yang membuat drone buster disebut Drone Shield. Sistem radar ini dapat mendeteksi, melacak dan menghambat drone kecil.

Tahun lalu, perusahaan mengatakan telah menjual Drone Guard ke beberapa pelanggan untuk perlindungan aset dan personil, tetapi tidak mengungkapkan pembelinya.

"Anak dan Grup IAI, ELTA Systems Ltd, menawarkan radar 3-Dimensi (3D) khusus dan sensor Electro-Optical (EO) untuk mendeteksi dan mengidentifikasi, serta sistem penghambat Serangan Elektronik (EA) untuk mengganggu penerbangan drone," kata situs itu.

Nissim Hadas, IAI Executive VP dan Presiden ELTA mengatakan, "Kami telah berhasil membuat radar militer kualitas tinggi dan kemampuan penghambat dalam sistem perlindungan drone efektif dan terjangkau."

"Sejak meluncurkan sistem Drone Guard awal tahun ini kami mengalami peningkatan penjualan dan permintaan sistem itu untuk militer, HLS dan tugas perlindungan sipil," tambahnya.

Awal tahun ini posting media sosial mengungkapkan bahwa ISIS telah memodifikasi drone komersial untuk menjatuhkan bom.

Pasukan udara koalisi telah memukul drone ISIS dan lokasi produksi drone di Suriah dan Irak.

DAILY MEDIA | ERWIN Z

Berita terkait

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

1 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

6 jam lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

8 jam lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

12 jam lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

14 jam lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

15 jam lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

16 jam lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

16 jam lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

1 hari lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya