Kalimantan Selatan Miliki Kura-kura Paling Terancam di Dunia

Reporter

Sabtu, 1 April 2017 18:33 WIB

Tum-tum atau tuntong laut (Batagur borneoensisI), kura-kura langka dari Kalimantan Selatan. (Antara)

TEMPO.CO, Jakarta - Kalimantan Selatan memiliki kura-kura yang paling terancam di dunia, yakni Tum-tum atau tuntong laut (Batagur borneoensis, dulunya bernama Callagur borneoensis). Binatang langka ini juga ditemui di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.

Menurut pemerhati lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, Zainuddin, tum-tum adalah hewan yang sangat langka. "Tum-tum masuk ke dalam daftar 25 jenis kura-kura paling terancam di dunia," kata dia, yang juga peneliti muda Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia Unlam

Tum-tum dikenal sebagai merupakan primadona bagi kalangan pehobi reptil. Warna merah dan putih pada kepala indukan jantan membuat harganya kerap melambung tinggi di pasaran. Satu indukan dewasa tum-tum dapat dibandrol dengan harga jutaan rupiah.

Selain dari keeksotisannya, penyebab tingginya harga pasaran hewan itu baik pada pasar legal hingga pasar gelap disebabkan oleh sulitnya mendapatkan hewan yang satu ini.

Tortoise and Freshwater Turtle Specialist Group dari IUCN menyebutkan bahwa dari 25 kura-kura paling terancam di dunia tersebut, lima diantaranya adalah hewan khas Indonesia dengan tum-tum salah satunya.

Kura-kura khas yang dulunya banyak dijumpai di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan (Kalsel) itu juga telah masuk dalam daftar "red list" lembaga perlindungan hewan internasional International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dengan kategori Critically Endangered (sangat terancam) dan oleh CITES (Convention on International Trade of Endagered Species) digolongkkan dalam Appendiks II yang berarti perdagangannya harus diawasi secara ketat.

Kawasan Kalsel identik dengan lahan basah sehingga terdapat banyak habitat yang sesuai dengan satwa eksotis ini. Tum-tum umumnya menyukai perairan berlumpur seperti kawasan payau dan mempunyai bentang pantai.

Terdapat beberapa kawasan konservasi yang menjadi habitat alami bagi tum-tum di kalimantan.

Namun diperkirakan hewan itu lebih banyak mempunyai persebaran di luar kawasan konservasi, sehingga pengawasan terhadap tindak laku ilegal seperti perburuan sulit untuk dilakukan.

Sebagai spesies yang masuk dalam prioritas perlindungan satwa nasional, tum-tum wajib untuk dijaga kelestariannya.

"Masifnya perburuan terhadap tum-tum yang berlangsung merupakan faktor utama yang dapat mendorong tum-tum ke dalam jurang kepunahan, selain dampak dari rusak dan hilangnya habitat," ujar Zainudin.

Di Kalimantan Selatan terdapat dua daerah yang diduga menjadi kawasan perburuan tum-tum, khususnya Kalimantan Selatan bagian tenggara yang merupakan daerah pantai dan kawasan mangrove.

Namun hampir satu dekade terakhir sudah jarang ditemukan populasi dan habitat tum-tum akibat lajunya kerusakan kawasan pantai dan mangrove dari alih fungsi lahan serta perburuan liar.

Selain itu perubahan iklim yang sangat ekstrem berdampak tingginya tingkat kegagalan penetasan telur.

Suhu yang tinggi dapat menyebabkan telur mengalami dehidrasi sehingga gagal untuk menetas.

Untuk itu diperlukan upaya konservasi yang berfokus pada peningkatan dan penyadartahuan tentang pentingnya melestarikan tum-tum dan habitatnya.

"Sinergisitas semua pihak sangat diperlukan untuk mencegah kepunahan tum-tum di Kalsel maupun kawasan lainnya. Pengawasan akan animal trafficking hendaknya juga dilakukan oleh masyarakat bukan hanya pihak BKSDA atau dinas terkait saja," tuturnya.

Ketua Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia Unlam Amalia Rezeki menambahkan bahwa edukasi dan penyadartahuan kepada masyarakat sangat perlu untuk terus menerus dilakukan terkait konservasi hewan langka tersebut.

Selain dilindungi oleh dunia internasional, tum-tum juga telah dilindungi oleh undang-undang di Indonesia seperti UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan UU No.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.

Selain itu tum-tum juga termasuk ke dalam spesies prioritas nasional kategori reptil dan amfibi di Indonesia berdasarkan Permenhut No. P.57/Menhut-II/2008 tentang arahan strategis konservasi spesies nasional 2008-2018.

ANTARA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya