TEMPO.CO, San Francisco - Google, perusahaan periklanan terbesar di internet, sedang mengembangkan sebuah pemblokir iklan. Raksasa pencarian tersebut berencana untuk meluncurkan sebuah fitur di browser Chrome versi mobile berikutnya yang akan menyaring beberapa jenis iklan tertentu, sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal, Rabu 19 April 2017.
Alat tersebut tampaknya bertentangan dengan sumber pendapatan utama perusahaan, namun Google menganggap bahwa hal itu dapat benar-benar menghalangi orang untuk beralih ke pemblokir lain dalam jangka panjang, menurut laporan tersebut.
Dengan hanya menargetkan format iklan yang paling mengganggu, misalnya video pop-up, interstisial, dan autoplay, harapannya adalah semakin sedikit orang yang terdorong ke perangkat lunak pihak ketiga. Google tampaknya sudah melarang banyak jenis iklan ini.
Langkah Google tersebut pastinya akan menimbulkan kontroversi dalam sebuah industri yang terlibat dalam pertempuran sengit dengan meningkatnya perangkat lunak pemblokiran iklan.
The Interactive Advertising Bureau, sebuah kelompok perdagangan industry di mana Google menjadi anggota, telah menyamakan industri rumahan pemblokiran iklan dengan "perampok jalanan", "teroris", dan "pengedar kokain" dalam berbagai kesempatan.
Pemblokir iklan juga dapat meningkatkan kekuatan Google yang sudah sangat besar di pasar iklan digital, di mana ia dan Facebook saat ini merupakan sebuah duopoli. Kalau diadopsi secara luas, perusahaan juga akan menjadi penengah dari semua iklan yang dilihat orang.
Ada kemungkinan besar pengaturan semacam itu juga akan menarik perhatian regulator antimonopoli.
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
15 jam lalu
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.