Batan Kembangkan Obat Pereda Nyeri Bagi Penderita Kanker

Reporter

Jumat, 28 April 2017 22:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengembangkan obat pereda nyeri bagi penderita kanker. Obat dalam bentuk cairan ini nantinya disuntikan ke dalam tubuh.

"Batan tidak pernah berhenti meneriakkan dan mempromosikan bahwa Indonesia berpotensi mandiri dalam teknologi nuklir untuk kesehatan, khususnya produksi radioisotop dan radiofarmaka," kata Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, Jumat 28 April 2017.

Baca juga: Menristek: Pengembangan PLTN Hanya Terkendala Sisi Sosial

Menurut Djarot, Batan tidak menawarkan suatu teknologi baru dalam kesehatan, karena produksi radioisotop dan radiofarmaka sudah dimulai dari beberapa dekade lalu.

"Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) Batan merupakan satu-satunya Iembaga pemerintah di Indonesia yang diberi kewenangan untuk mengembangkan dan menyediakan produk-produk radiofarmaka," ujarnya.

Untuk kebutuhan diagnosa dan pengobatan beberapa jenis penyakit, lanjut Djarot, saat ini masih belum memuaskan hasilnya dengan menggunakan pengobatan produk farmasi biasa (non radiofarmaka).

Oleh karena itu, menjadi sangat panting peran PTRR dalam berkontribusi untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia.

Kepala Bidang Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka, Batan, Rohadi Awaludin mengatakan bahwa ada lima jenis obat yang bisa meredakan sakit pada penderita kanker. Obat ini bisa menggantikan peran dari morfin.
"Lima jenis obat tersebut adalah Kit MIBI yang berfungsi sebagai diagnosis fungsi jantung untuk mendeteksi penyakit arteri koroner dan mengevaluasi otot jantung," ujarnya.

Sementara Kit MDP berfungsi sebagai diagnosis tulang untuk mengetahui persebaran tumor pada jantung. Untuk yang ke tiga yakni DTPA berguna sebagai diagnosis fungsi ginjal dengan melakukan pencitraan pada ginjal.
"Ketiga obat tadi disuntikan ke pasien, dokter bisa langsung menganalisa dari scan yang dilakukan pada tubuh penderita kanker," imbuhnya.

Lalu dua obat terakhir ini kata Rohadi bisa menjadi pereda nyeri dan bertahan selama kurang lebih satu bulan pada penderita kanker yakni Sm-EDTMP berfungsi untuk terapi paliatif pada penderita kanker yang sudah matastastis.

Simak juga: Tahun Depan Mulai Dibangun PLTN Mini di Puspitek Serpong

Sementaa obat yang terakhir I-MIBG berfungsi untuk diagnosis dan terapi pada kanker Neuroblastoma.

"Kelima obat ini bisa didapat di 12 rumah sakit yang ada di Indonesia, seperti RSCM, RS Darmais, RS Harapan Kita dan RS Hasan Sadikin Bandung,"tambahnya.

Rencananya Batan akan scale up atau menaikan skala dari obat tersebut agar bisa membunuh sel- sel kanker di dalam tubuh.

MUHAMMAD KURNIANTO

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

5 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

8 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

10 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

14 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

15 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

15 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

18 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

20 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya