Seorang wanita mengambil gambar dengan Samsung Galaxy S8+ saat perkenalan Galaxy S8 dan S8+ dalam acara Samsung Unpacked di New York City, 29 Maret 2017. Galaxy S8 dipersenjatai processor Exynos 8895, internal memori 64GB dan RAM 4GB. REUTERS/Brendan McDermid
TEMPO.CO, Jakarta - Samsung Galaxy S8 dan S8+ mengandalkan pemindai iris atau iris scanner sebagai salah satu fitur keamanannya. Fitur ini diyakini merupakan salah satu proteksi yang ratusan kali lebih aman dibanding kunci biasa.
“Teknologi ini berkaitan dengan biometric authentification, diri kita yang menjadi kata kunci,” kata Kepala Produk Pemasaran Samsung Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Denny Galant, saat peluncuran Galaxy S8 dan S8+ di Jakarta, Selasa.
Setiap individu memiliki iris yang berbeda sehingga kemungkinan kunci tidak dapat dibuka orang lain.
Menurut Denny, kunci dengan iris 200 kali lebih aman.
Direktur Pemasaran IT dan Mobile, Samsung Electronics Indonesia, Vebbyna Kaunang, menyarankan tidak memakai lensa kontak ketika mendaftarkan iris mata di gawai.
Saat mendaftarkan iris mata, gawai akan merekam iris yang pertama kali dipindai.
“Tidak disarankan pakai kontak lens, supaya (iris) nggak bisa dikopi siapapun,” kata Vebbyna.
Samsung Galaxy S8 dan S8+, selain memakai pemindai iris, Samsung juga memakai teknologi pengenal wajah (pemindai wajah), pemindai sidik jari (fingerprint scanner), serta pembuka kunci pola dan pin angka.