TEMPO.CO, Beijing - Pembuat telepon seluler asal Cina, OnePlus, telah menghentikan penjualan ponsel OnePlus 3T dengan model penyimpanan 128 GB. Situs resmi perusahaan menegaskan varian tersebut resmi dihentikan.
Alasannya, menurut perwakilan OnePlus, seperti dikutip GSM Arena, Selasa, 9 Mei 2017, sebagai perusahaan kecil, mereka hanya ingin berfokus pada satu perangkat andalan.
Baca: OnePlus 5 Segera Dirilis, Muncul Bocoran Spesifikasinya
"Karena kami perusahaan kecil, kami perlu memfokuskan pada satu perangkat andalan. Karena itu, kami tidak lagi menjual OnePlus 3T Gunmetal 128 GB. Namun kami akan terus memberikan dukungan untuk OnePlus 3T Gunmetal 128 GB," demikian pernyataan resmi perusahaan.
Yang dimaksud dengan perangkat andalan perusahaan adalah OnePlus 5. Ponsel ini telah menjadi subyek beberapa bocoran dan rumor akhir-akhir ini. Bocoran terbaru mengungkapkan ponsel ini dilengkapi dengan kamera depan ganda dan cover belakangnya terbuat dari keramik.
Baca: AnTuTu: OnePlus 3 dan Apple iPhone SE Terpopuler
OnePlus 3T sebelumnya dilaporkan telah menghadapi kekurangan pasokan semenjak pengumuman tersebut. Setelah OnePlus membuat versi 64 GB 3T yang tersedia untuk pengiriman di Uni Eropa dan Amerika Utara, perusahaan tersebut akhirnya siap membawa versi penyimpanan yang besar ke toko online-nya. OnePlus 3T Gunmetal 128 GB bahkan sudah habis untuk preorder.
GSMARENA | ERWIN Z.
Berita terkait
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia
2 jam lalu
Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.
Baca SelengkapnyaSoal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan
2 jam lalu
Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media
Baca SelengkapnyaDugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti
3 jam lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.
Baca SelengkapnyaPenanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina
7 jam lalu
Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.
Baca SelengkapnyaMenlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"
10 jam lalu
Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".
Baca SelengkapnyaBadan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar
1 hari lalu
Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.
Baca SelengkapnyaGelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi
1 hari lalu
Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.
Baca SelengkapnyaBahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya
1 hari lalu
Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.
Baca SelengkapnyaSegera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik
2 hari lalu
Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas
2 hari lalu
Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang
Baca Selengkapnya