Pemindaian Wajah Akan Diterapkan di Semua Bandara AS

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 11 Mei 2017 10:26 WIB

Seorang petugas keamanan K9 berjalan bersama anjingnya, menjaga terminal Bandara Internasional O'Hare International di Chicago, Amerika Serikat, 22 Maret 2016. Penjagaan ketat ini dilakukan usai terjadinya aksi teror bom di Bandara Brussels, Belgia. (AP Photo)

TEMPO.CO, San Francisco - Ketika Presiden Donald Trump mengeluarkan larangan bepergian pada bulan Januari, hal itu menjadi berita utama selama berhari-hari. Namun sedikit perhatian diberikan pada ketentuan lain dalam perintah eksekutif itu, yaitu program pemindaian wajah setiap orang yang terbang dari mana saja di Amerika Serikat.

Program ini merupakan bagian dari rencana lebih besar yang disebut Biometric Exit, yang dioperasikan oleh orang-orang di Customs and Border Protection (CBP), sebuah divisi dari Department of Homeland Security.

Baca: 4 WNI Terancam Deportasi, Kemlu: Bukan Akibat Kebijakan Trump

Biometric Exit telah bekerja selama lebih dari satu dekade. Tujuan program ini adalah untuk memastikan pemegang visa AS yang meninggalkan negara tersebut tidak berbohong tentang identitas mereka. CBP telah memutuskan untuk melakukan ini melalui pencocokan foto.

Proses ini bekerja dengan mencocokkan foto paspor dan visa pemegang visa AS dengan foto yang diambil di bandara lokasi mereka meninggalkan negara tersebut. Ini membantu AS memastikan orang-orang yang naik pesawat adalah orang yang sama yang memegang visa tersebut.

Badan tersebut berencana untuk memperluas program ke tujuh bandara berbeda selama musim panas, dan mereka telah memulai program beta pada tahun 2016 di Bandara Internasional Hartsfield-Jackson di Atlanta. CBP menguji pengenalan wajah pada penumpang yang mengambil penerbangan ke Tokyo, Jepang dan Mexico City.

Baca: Trump Buka Hotline Imigran, Malah Dibanjiri Laporan Soal Alien

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, CBP menegaskan bahwa mereka fokus untuk mengintegrasikan pengenalan wajah ke dalam proses perjalanan sehingga penumpang hampir tidak memperhatikan langkah keamanan tambahan tersebut.

"Pengenalan wajah harus sederhana bagi para pelancong dan pelancong seharusnya tidak perlu belajar sesuatu yang baru," ujar CBP sebagaimana dikutip Mashable, Kamis 11 Mei 2017. Pernyataan tersebut juga menyebutkan fokus pada beberapa privasi.

Tapi ada beberapa alasan untuk bersikap skeptis terhadap fokus agen itu terhadap privasi. Teknologi pengenal wajah tidak mampu mengenali wanita kulit putih atau orang kulit hitam. Tidak jelas apa rencana CBP untuk mengurangi bias itu.

MASHABLE | ERWIN Z

Berita terkait

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

55 menit lalu

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

Budi Karya menginstruksikan agar aset Bandara Tuanku Tambusai, Riau diserahkan ke Kementerian Perhubungan.

Baca Selengkapnya

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

2 jam lalu

Bandara Sam Ratulangi Manado Dibuka Lagi Usai Tutup Sementara karena Erupsi Gunung Ruang

Operasional Bandara Sam Ratulangi Manado kembali dibuka setelah sempat ditutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

3 jam lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup hingga Pukul 10.00 WITA Hari Ini

5 jam lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup hingga Pukul 10.00 WITA Hari Ini

Penutupan Bandara Sam Ratulang Manado diperpanjang hingga pagi hari ini, Ahad, 5 Mei 2024, pukul 10.00 WITA.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

6 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

18 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

20 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

22 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

22 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

23 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya