Situs Negara dan Tempo Diretas, Ini Alasan Polisi Belum Melacak

Reporter

Kamis, 11 Mei 2017 19:22 WIB

Kepala Unit III Subdirektorat I Direktorat Cyber Crime, Ajun Komisaris Besar Polisi Idam Wasiadi (baju putih) dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto merilis kasus dugaan peretasan situs Tiket.com di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, 30 Maret 2017. Tempo/Rezki Alvionitasari.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah situs online nasional mengalami peretasan yang dilakukan oleh hacker. Setelah situs pn.negara.go.id, dan tempo.co, hari ini situs seleksi calon mahasiswa perguruan tinggi sbmptn.ac.id ikut menjadi sasaran empuk para hacker meski hanya sesaat.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Unit III Sub Direktorat VI Tindak Pidana Siber Mabes Polri Ajun Komisaris Besar Idam Wasiadi mengatakan, pihaknya belum dapat melacak siapa pelaku pengrusakan situs tersebut. Ia beralasan dalam pelacakan, pihaknya harus terlebih dahulu menerima laporan dari korban.

“Lapor dulu, baru dicari. Kalau tidak ada laporan ya tidak ada pelacakan,” tutur Idam Wasiadi saat dihubungi pada Kamis, 11 Mei 2017.

Baca: Situs Berita Tempo.co Diretas, Peretas Bawa Nama Rizieq

Menurut Idam, saat ini belum ada pihak korban kejahatan siber yang melaporkan adanya peretasan tersebut, sehingga mereka dapat melacak posisi pelaku dengan mudah. “Kalau tidak lapor, ya kami tidak tahu. Memang datanya dari mana?” ucapnya.

Kemarin, laman web diretas oleh hackers menyusul divonisnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas dakwaan penistaan agama. Salah satu situs yang dirusak adalah laman portal berita Tempo.co. Sejak Rabu malam, 10 Mei 2017, laman Tempo.co tak dapat menampilkan berita online hingga pukul 7.10 WIB.

Laman Tempo.co diganti menggunakan Bendera Merah Putih dan keterangan "hacked by Rizieq Shihab". Di laman utama terpampang foto Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab yang tengah berdemonstrasi dan mengangkat kepalan tangan kanannya bersama rekan-rekannya. Di bawah foto tersebut terpampang tulisan "BEBASKAN AHOK".

Laman pengadilan negeri juga diretas oleh hacker yang mengatasnamakan Indonesian Hacker Rulez feat Akhmad Yani (as percussion kalengrombeng). Mereka menyatakan, hukum di Indonesia telah mati menyusul putusan perkara penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

DESTRIANITA

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

8 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

13 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

35 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

58 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

58 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

19 Januari 2024

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

Pengamat menyebutkan dalam melihat kasus data PT KAI yang diduga dibobol hacker, tidak bisa hanya menyoroti satu sisi yakni infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya