Keunikan Planet Kembaran Neptunus: Atmosfer Purba, Awan yang Aneh

Reporter

Jumat, 12 Mei 2017 15:05 WIB

Planet kembaran Neptunus. wikipedia.org

TEMPO.CO, Exeter - Penemuan kembaran planet Neptunus ternyata cukup mengejutkan. Musababnya, planet yang diberi label HAT-P-26b ini memiliki atmosfer yang sangat primitif, hampir seluruhnya terdiri dari hidrogen dan helium dengan uap air dan awan.

Dalam jurnal Science terbaru, tim ilmuwan yang menemukan kembaran Neptunus ini menyatakan pengungkapan planet ini sebagai terobosan penting dalam sains. "Dari sini kita bisa memahami bagaimana bentuk planet, juga bagaimana atmosfer bisa tercipta sangat variatif," demikian kata tim.

Baca: Temuan Terbaru, Bulan Planet Saturnus Berpeluang untuk Dihuni

Adalah David Sing, astrofisikawan dari Universitas Exeter, Inggris, yang melakukan studi planet ini secara terperinci bersama ilmuwan Badan Astronomi Amerika Serikat (NASA), sejak 2010. "Temuan 'kembaran' Neptunus ini membuktikan bahwa ada lebih banyak keragaman atmosfer eksoplanet," ujar Sing, seperti dikutip dari The Independent, Jumat, 12 Mei 2017. Eksoplanet adalah planet yang berada di luar galaksi.

Letaknya ada di luar galaksi Bima Sakti, tempat bumi berada. Jaraknya sekitar 430 tahun cahaya (satu tahun cahaya sama dengan 10 ribu triliun kilometer). Planet ini mengorbit pada bintang induk dalam 4,23 hari.

Baca: Indahnya Pancaran Galaksi Bima Sakti di Langit

Sing dan tim ilmuwan NASA menemukan planet ini berkat teleskop luar angkasa Hubble dan teleskop Spitzer Space. Dengan menggunakan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Spitzer Space Telescope, para peneliti menemukan indikasi kuat adanya air dan juga lapisan awan yang mungkin dengan riasan unik di atmosfer HAT-P-26b.

"Kami mendeteksi fitur penyerapan air yang kuat dan beberapa bukti keberadaan awan di atmosfer planet," ujar Hannah Wakeford dari Pusat Penerbangan Antariksa NASA, seperti dikutip dari Seeker.com. Uniknya, kata Wakeford, awan ini tidak terbuat dari air. Menurut dia, bahan pembuatannya jauh lebih eksotis, yakni Na2S alias Natrium sulfida.

Baca: Teleskop Hubble Temukan Galaksi Baru: Abell 370

Hal unik lainnya yang ditemukan tim adalah berlimpahnya air di atmosfer. Itu berarti ada unsur metalik yang tinggi di sana. Meski begitu, massanya lebih rendah dari perkiraan, 4,8 di bawah matahari.

Di dalam tata surya kita, jumlah metalik Jupiter lima kali lebih besar dari matahari. Jumlah metal di Saturnus 10 kali lebih besar dari matahari. Kedua planet tersebut hampir sepenuhnya terdiri dari hidrogen dan helium.

Sing, Wakeford, dan tim mengambil kesimpulan itu terjadi saat sistem tata surya baru terbentuk. Dari waktu ke waktu, saat sistem tata surya mulai stabil, planet ini bergeser menjauhi bintang induk. "Tampaknya begitu pula yang akan terjadi oleh HAT-P-26b," tulis tim dalam jurnal.

Baca: NASA Siapkan Misi Tanpa Awak untuk Singkap Awal Mula Semesta

Wakeford mengatakan, HAT-P-26b atau kembara Neptunus, adalah yang planet pertama yang terlihat berlawanan dengan sistem tata surya kita dan eksoplanet yang pernah ditemukan sebelumnya. Itu menunjukkan, kembaran Neptunus ini punya massa yang lebih rendah, tapi memiliki jumlah kandungan metalik yang tinggi. "HATP-P-26b akan menjadi penanda penting dalam memahami skenario pembentukan planet," kata Wakeford.

SCIENCE | THE INDEPENDENT | SEEKER.COM | AMRI MAHBUB

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

8 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

22 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

23 hari lalu

Jutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara

Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

24 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

24 hari lalu

6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

25 hari lalu

Fakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024

Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS

Baca Selengkapnya

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

25 hari lalu

Mitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari

Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada

Baca Selengkapnya

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

25 hari lalu

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

29 hari lalu

4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H

Ramadan tahun 2024 akan diakhiri dengan fenomena gerhana. Bulan Syawal akan dimulai setelah gerhana tersebut.

Baca Selengkapnya