Mengenal Ransomware WannaCry yang Menyerang 99 Negara

Reporter

Editor

Erwin prima

Minggu, 14 Mei 2017 11:41 WIB

virus.

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan yang dilakukan teroris cyber yang mengatasnamakan Shadow Brokers, dengan menyebarkan virus Ransomware Wannacry ke lebih dari 99 negara berdampak lumpuhnya sejumlah fasilitas publik, termasuk rumah sakit.


Pada dasarnya, virus yang digunakan Shadow Brokers adalah jenis yang sudah lama menyerang sistem operasi, khususnya sistem operasi Windows.

Baca: Peneliti MalwareTech Hentikan Peretasan Massal

Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber dan Komunikasi CISSReC, Pratama D. Persadha mengatakan bahwa virus tersebut menyerang menggunakan Zero Day Ezploit yang belum pernah diketahui sebelumnya.


“Artinya, saat pertama kali ransomware ini menyerang, sebenarnya Microsoft yang ter-update pun akan tetap terkena, karena Microsoft sendiri belum mengetahui adanya celah keamanan ini sampai dengan celah itu dipublikasikan,” kata dia melalui siaran pers pada Minggu, 14 Mei 2017.

Menurut Pratama, akan ada jeda waktu antara saat Ransomware menyerang dengan waktu saat Microsoft mengetahui Vulnerability ini dan melakukan Patching terhadapnya. Eksploit yang digunakan sendiri dibocorkan oleh grup hacker "hadow Broker.

Mereka diketahui pertama kali merilis "Equation Group Cyber Weapons Auction - Invitation" pada Agustus 2016 berisi tools yang diduga digunakan oleh NSA. Kelompok ini pada 14 April 2014 juga merilis Fifth Leak: "Lost in Translation", satu di antaranya berisikan eksploit yang digunakan oleh Wannacry untuk menginfeksi korban.

“Tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah selalu melakukan perbaruan atau update serta backup data, merupakan hal yang wajib dilakukan agar terhindar dari malware, baik ransomware, virus, ataupun trojan,” tutur dia.

Dia menyarankan agar melakukan Hardening terhadap sistem yang digunakan dan matikan layanan yang tidak diperlukan. Kemudian hindari sembarangan mengklik link-link atau file yang dikirimkan oleh pihak yang tidak dikenal. Sebuah ransomware sebagian besar akan menunjuk ke suatu link, yang kemudian meminta untuk men-download software.

Baca: Heboh Peretasan Massal di 99 Negara, Pakai Program Punya NSA?

Teknik lain yang dilakukan adalah dengan menyisipkan ransomware ke dalam file-file dokumen. “Selalu periksa software-software dan dokumen-dokumen yang diunduh, pastikan pengirim merupakan pengirim yang benar-benar dikenal.”

Pratama mengatakan cara kerja sebagian besar Ransomware yang disisipkan ke dalam file dokumen, membutuhkan macro untuk mengeksekusi atau mengaktifkan Ransomware. Secara default Microsoft sebenarnya men-nonaktifkan macros. Namun, banyak sekali pengguna yang tertipu mengaktifkan macros karena social engineering dari pembuat ransomware.

Pratama menambahkan bahwa admin IT di setiap instansi apapun harus segera lakukan update seluruh komputer ataupun server yang berada di jaringan. Lalu melakukan vulnerability scanning terhadap komputer-komputer jaringan.

“Jika ditemukan komputer yang mempunyai kelemahan segera lakukan mitigasi dengan memutusan koneksi dari komputer tersebut, dan sambungkan lagi setelah dilakukan patching atau update. Juga komputer yang terkena ransomware agar dipisahkan dari jaringan, agar tidak menyebar,” ucapnya.

Pratama juga menjelaskan bahwa management privilege harus dilakukan secara hati-hati. Jangan berikan akses administrator sistem kepada user jika memang tidak benar-benar diperlukan. Hal ini dikarenakan sebagian besar ransomware membutuhkan privilege admin untuk mengeksekusi eksploit secara otomatis.

Baca: Situs Berita Tempo.co Diretas, Peretas Bawa Nama Rizieq

Tak kalah penting gunakan mail security, agar email-email yang masuk ke user dapat dilakukan spam filtering dan antivirus checking. Akan lebih ideal jika diintegrasikan dengan IPS, firewall, dan peralatan security lainnya.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

8 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

13 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

35 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

58 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

59 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

19 Januari 2024

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

Pengamat menyebutkan dalam melihat kasus data PT KAI yang diduga dibobol hacker, tidak bisa hanya menyoroti satu sisi yakni infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya