Cegah Ransomware WannaCry, Jangan Pakai Antivirus Bajakan  

Reporter

Senin, 15 Mei 2017 06:37 WIB

Ilustrasi hacker. Geektech.in
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Koordinasi dan Mitigasi Desk Ketahanan dan Keamanan Informasi Siber Nasional Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Gildas Deograt Lumy mengimbau masyarakat tak menggunakan perangkat lunak antivirus bajakan untuk mencegah infeksi ransomware atau malware. Hal ini, menurut dia, sebagai upaya mengantisipasi infeksi virus malware jenis ransomware WannaCry beberapa waktu terakhir.

Baca: Mengenal Ransomware WannaCry yang Menyerang 99 Negara

"Pakai yang gratis, asal asli, sudah banyak. Atau pakai sistem operasi Linux yang kini gampang didapat dan mudah dipakai," ujarnya di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, kemarin.

Gildas mengatakan penggunaan software orisinal memperkecil risiko infeksi ransomware dan malware yang mulai tersebar pada April 2017. Menurut dia, penggunaan aplikasi orisinal adalah cara paling aman. "Masalahnya, kalau bajakan tidak auto update, harus manual. Paling aman, jangan pakai aplikasi bajakan sehingga bisa auto update," katanya.

Baca: Hadapi Ransomware WannaCry, Jangan Hanya Andalkan Antivirus

Fenomena infeksi ransomware WannaCry menyita perhatian seluruh otoritas informatika dan teknologi di 99 negara. Penyebaran virus ini diperkirakan hanya dalam hitungan menit.

Adapun di Indonesia, Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais dilaporkan menjadi target serangan peretasan massal tersebut. Pemerintah, kata Gildas, kini berfokus mengantisipasi tersebarnya ransomware yang memanfaatkan senjata cyber yang diduga milik National Security Agency itu. Alat ini dicuri dan dibocorkan kelompok hacker bernama Shadow Brokers.

Baca: Kominfo: RS Harapan Kita dan Dharmais Target Peretasan Massal

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyarankan masyarakat tidak menghidupkan jaringan internet ketika mengaktifkan komputer, PC, dan server untuk menghindari penyebaran ransomware. "Cabut dulu kabel data. Kalau pakai Wi-Fi, matikan sebentar, betul-betul stand alone," ucapnya.

Rudiantara mengimbau seluruh pihak, terutama instansi, lembaga, dan perkantoran, melakukan backup data atau menyimpannya secara terpisah dari server yang telah terinfeksi di dalam jaringan tersebut. Menurut dia, backup dapat dilakukan ke server lain yang tidak menggunakan Windows atau media lain, seperti hard disk eksternal, untuk menghindari infeksi ransomware WannaCry.

Baca: Heboh Peretasan Massal di 99 Negara, Pakai Program Punya NSA?

ARKHELAUS W. | GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

8 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

14 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

36 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

59 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

59 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

21 Februari 2024

Pembaruan Fitur Keamanan Google Chrome, Mampu Deteksi Web Ilegal dan Sediakan Opsi Blokir

Google meningkatkan fitur keamanan Chrome yang sudah dipakai mayoritas pengguna internet.

Baca Selengkapnya

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

17 Februari 2024

Dosen ITB Menilai Kesalahan Data Sirekap Tak Wajar, Ini Analisisnya

KPU mengakui ada perbedaan hasil antara penghitungan suara sementara dari Formulir C dengan yang ditampilkan Sirekap dari ribuan TPS.

Baca Selengkapnya

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

19 Januari 2024

Data PT KAI Diduga Dibobol Hacker, Pengamat Ingatkan Keamanan Siber Tak Hanya Infrastruktur

Pengamat menyebutkan dalam melihat kasus data PT KAI yang diduga dibobol hacker, tidak bisa hanya menyoroti satu sisi yakni infrastruktur.

Baca Selengkapnya

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

18 Januari 2024

Pengamat Siber Temukan Data Kredensial PT KAI yang Dibobol Hacker Stormous

82 kredensial karyawan PT KAI yang bocor, hampir 22,5 ribu kredensial pelanggan, dan 50 kredensial dari karyawan perusahaan lain yang bermitra dengan PT KAI.

Baca Selengkapnya