TEMPO.CO, California - Microsoft Corporation meminta NSA, CIA, dan badan intelijen keamanan lainnya agar ke depannya bisa segera mengungkapkan kerentanan keamanan digital yang mereka temukan kepada publik. Hal ini untuk mencegah serangan massal seperti WannaCry yang kemudian mendatangkan malapetaka digital.
"Pencurian program NSA dan dampaknya di dunia sekarang sama saja mengatakan kepada dunia, bahwa Amerika kecolongan rudal Tomahawk. Kita seperti kecolongan senjata militer," ujar Presiden Microsoft, Brad Smith, seperti dikutip dari laman berita Endgadget.
Smith mengatakan, Microsoft telah meluncurkan "Konvensi Digital Jenewa" yang mengharuskan pemerintah melaporkan celah kemanan. Menurut dia, pelaksanaan konvensi ini tampaknya semakin penting mengingat serangan ransomware WannaCry yang begitu massif.
Akankah NSA dan badan intelijen keamanan lain melaksanakannya? Smith pesimistis akan hal ini. Namun, dengan adanya serangan ini, Smith merasa adalah bodoh jika pemerintah tetap bersikukuh dengan pendirian mereka. Smith pun menyerukan tanggung jawab keamanan bersama dalam memerangan ancaman online.
Meski Microsoft telah melakukan upaya sendiri dengan cara bergegas mengeluarkan patch terbaru, tapi tampaknya itu tidak berlaku bagi para pelanggan yang tidak memperbarui Windows mereka. Padahal, Microsoft sudah merilis patch terbaru sejak dua bulan lalu. "Sulit untuk menghindari kenyataan, bahwa banyak korban WannaCry menjalankan perangkat lunak yang sudah usang," ujarn Smith.