Xiaomi Mi Max 2 Unggulkan Baterai 5300mAh

Reporter

Editor

Erwin prima

Sabtu, 27 Mei 2017 11:09 WIB

Xiaomi Mi Max 2 diluncurkan di Beijing, Kamis 25 Mei 2017. Kredit: Techcrunch

TEMPO.CO, Beijing - Ponsel Xiaomi Mi Max 2, yang diumumkan Kamis 25 Mei 2017 di sebuah acara di Beijing, akan tersedia di Cina mulai tanggal 1 Juni dengan harga mulai dari RMB 1699 (Rp 3,3 juta), sebagaimana dikutip Techcrunch.

Baca: Xiaomi Mi Max 2 Akan Diluncurkan Siang Ini

Xiaomi mengklaim telah menjual lebih dari tiga juta Mi Max, yang memiliki fitur unggulan layar besar. Titik penjualan utama dari versi kedua adalah baterai raksasa 5300mAh yang diklaim perusahaan akan bertahan selama dua hari per pengisian.

Perusahaan mengklaim bahwa perangkat tersebut dapat mengisi daya hingga 68 persen dalam satu jam dan kapasitas penuhnya akan memberi pengguna waktu menonton video hingga 18 jam, atau 57 jam waktu panggilan.

Mi Max 2 mengemas desain logam unibody dan hadir dengan ukuran 6,44 inci yang sama dengan pendahulunya. Ponsel ini tersedia dengan RAM 4GB dengan pilihan penyimpanan 64GB atau 128GB. Versi 128GB dibanderol sedikit lebih tinggi pada RMB 1999 (Rp 3,9 juta).

Perangkat ini mengemas kamera belakang 12MP, dengan kamera depan lima megapiksel, speaker stereo dan sensor sidik jari. Untuk prosesor, perangkat ini didukung oleh chipset Qualcomm Snapdragon 625 oktaacore 2.0 GHz.

Di sisi perangkat lunak, MI UI mendukung mode satu tangan, sementara versi layar terpisah direncanakan akan segera memberikan opsi multi-tasking.

Tidak ada kabar kapan tanggal peluncuran internasional, tapi mengingat popularitas Mi Max yang awal, penggemar bisa berharap ada rencana untuk menjual versi baru ini ke luar Cina segera.

Peluncuran Mi Max datang tepat setelah Xiaomi meluncurkan andalan terbarunya, Mi 6, bulan lalu. Seperti yang diketahui, ini adalah masa-masa sulit bagi perusahaan , yang diharga investor senilai US$ 45 miliar pada 2014.

Pada tahun 2016, pesaing perusahaan, Huawei, Vivo dan Oppo termasuk di antara para penantang yang bangkit dengan ponsel dengan harga bersaing dan distribusi offline yang kuat untuk mengungguli Xiaomi dari posisi nomor satu untuk penjualan smartphone di Cina.

Baca: Penjualan Xiaomi Mi Max Tembus 3 Juta Unit

CEO Xiaomi, Lei Jun telah berjanji untuk bangkit kembali dan memperluas usaha perdagangan offline Xiaomi. Selain itu, dia berniat untuk melanjutkan dorongan ekosistem 'perangkat pintar' untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan dan menghasilkan peningkatan pendapatan.

TECHCRUNCH | ERWIN Z

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

12 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

12 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

16 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

19 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya