Berkunjung ke Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Milik Prancis

Reporter

Selasa, 13 Juni 2017 13:53 WIB

Manunggal Sukendro (kanan), insinyur mekanik yang ikut mengawal proyek pembangkit tenaga arus laut Sabella, Prancis. (TEMPO/Yudono Yanuar)

TEMPO.CO, Loire-Atlantique - Prancis sedang menggalakan pembangkit listrik tenaga arus laut. Pertengahan Mei lalu, jurnalis Indonesia diundang Kementerian Luar Negeri Prancis mengunjungi lokasi proyek Sabella di Saint-Nazaire.

Di tengah dinginnya udara di Pelabuhan Brest, bagian barat Prancis, tiba-tiba ada sapaan hangat dalam bahasa Indonesia. "Silakan," kata pria berkulit sawo matang kepada para jurnalis, pertengahan Mei lalu.

Baca: Sampah di Bali akan Dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik

Dia adalah Manunggal Sukendro, 35 tahun, insinyur mekanik yang ikut mengawal proyek pembangkit tenaga arus laut Sabella. Laki-laki kelahiran Purwokerto ini bergabung masuk tim itu dua tahun lalu setelah lulus dari program master energi terbarukan kelautan Universitas Brest, Prancis. Dia berfokus pada bidang keandalan (reliability) dan perawatan turbin arus laut, yang diyakininya sangat cerah pada masa depan.

Pada pertengahan Mei lalu, Tempo bersama sejumlah media di Indonesia diundang Kementerian Luar Negeri Prancis untuk mengunjungi perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan, yaitu Sabella, Ideol, dan Eren.

Baca: Kurangnya Pasokan Listrik di Papua, Jokowi: Ini Memang Fakta

Saat ini sebanyak 72 persen listrik di Prancis masih bergantung pada energi nuklir. Sisanya berasal dari pembangkit dengan energi terbarukan sebesar 18 persen dan sekitar 10 persen dari pembangkit menggunakan minyak bumi.

Berbagai terobosan dilakukan Prancis untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi hingga 50 persen pada 2025. Selain pembangkit tenaga angin dan matahari, negara itu mengembangkan pembangkit tenaga arus laut dan tenaga angin lepas pantai terapung.

Sabella saat ini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus pasang-surut. Generator itu berupa turbin dengan baling-baling raksasa yang dibenamkan di dalam laut. Arus air laut yang disebabkan pasang dan surut akan menggerakkan baling-baling untuk menghasilkan listrik.

"Kelebihan dari pembangkit ini adalah sumber energi bersih yang tak terbatas dan tetap," kata Manunggal.

Baca: Rusia Tawari Pemerintah Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Selanjutnya: Dalam3-5 tahun ke depan...

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

1 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

1 hari lalu

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

BNPT menggencarkan asesmen dan sosialisasi Pedoman Pelindungan Sarana Prasarana Objek Vital yang strategis dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme setelah melakukan serangkaian asesmen venue pendukung acara Word Water Forum Ke-10.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

2 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

8 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

12 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

18 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

24 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

26 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

26 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya