Orang Utan Menemukan Jalan Pulang

Reporter

Editor

Kamis, 30 November 2006 01:24 WIB

TEMPO Interaktif, Palangkaraya: Siapa sangka kedatangannya sudah ditunggu-tunggu tepat selama tiga tahun. Hari itu mereka datang disambut bak tamu penting dari Jakarta. Sebelumnya--selama dua jam--mereka memang sempat transit di Jakarta untuk sebuah seremonial. Tapi yang terpenting adalah mereka baru kembali dari "pengasingan".Jajaran pemimpin daerah setempat menunggu dengan sabar pesawat menepi. Tidak cukup berbaris rapi, mereka juga melengkapi hari itu dengan sajian tarian selamat datang dan lambaian bendera-bendera kecil yang dibawa puluhan anak.Bahkan puluhan wartawan foto lokal dan nasional pun tidak sabar menunggu sampai keempat baling-baling pesawat berhenti sempurna. Mereka menyerbu begitu saja ke arah palka, membuat sejumlah tentara ikut mengambil langkah panjang menghalau mereka.Hari itu sebanyak 48 ekor orang utan berusia 4-6 tahun menginjakkan kaki kembali di tanah kelahiran mereka, hutan Borneo. Lebih dari tiga tahun lalu mereka diselundupkan ke Thailand, dijadikan obyek hiburan tinju bebas. Sejak saat itu mereka harus melupakan ranting, dedaunan, dan sarang di atas pohon. Sejak saat itu pula mereka terpaksa mengakrabkan diri dengan celana pendek sutra dan sarung tinju serta kilatan blitz kamera penonton.Berambut cokelat gelap, sekejap saja para pakar tahu bahwa para petarung itu bukan biakan dalam negeri (Thailand). Mereka berasal dari Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Tak butuh lagi uji DNA, mereka harus kembali ke asalnya. Itulah tekad yang akhirnya berujung pada Rabu pekan lalu.Kepulangan orang utan bekas petinju ini adalah keberhasilan program repatriasi orang utan kedua. Hampir dua tahun lalu Hamid, Afa, Jane, Lita, Mena, dan Ning Ning--nama orang utan sebelumnya--kembali dari Malaysia dan kini singgah di Pusat Karantina Orangutan Sumatera di Desa Batu Embelin, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sedikit berbeda dengan Hamid dan kawan-kawan, kepulangan kali ini lebih berliku. Butuh penantian tiga tahun hingga mereka menemukan jalan pulang pada Rabu pekan lalu. Berikut ini profil perjalanan mereka.22 November 2003: Polisi hutan Thailand menggerebek Safari World di pinggiran timur Bangkok. Ditemukan 115 ekor orang utan, terdiri atas tujuh jantan dewasa, tujuh betina dewasa, dan sisanya bayi. 10 April 2004: Tim pakar dari Yayasan Borneo Orangutan Survival mendatangi Safari World, tapi hanya menemukan 47 ekor.28 Juli 2004: Wakil pemerintah Indonesia diundang oleh pemerintah Thailand untuk melihat Safari World. Tapi agenda itu tiba-tiba saja dibatalkan.29 Juli 2004: Komandan Polisi Hutan Kerajaan Thailand Mayor Jenderal Swake "buka kartu" soal jeleknya koordinasi antarinstansi dalam pengembalian orang utan ke Indonesia.30 Juli 2004: Delegasi Indonesia yang dipimpin Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan Adi Susmianto didampingi Swake masuk ke dalam area Safari World. Didapati 46 ekor orang utan yang dimaksud. Saat itu dijelaskan bahwa yang lainnya mati karena sakit.31 Agustus 2004: Penggerebekan diulangi oleh polisi hutan Thailand. Kali itu ditemukan seekor orang utan yang disembunyikan. Pada periode yang sama Hardi juga mencium jejak pemindahan 22 ekor orang utan ke Safari World Kamboja. 20 September 2004: Tes DNA dilakukan untuk pertama kalinya. Sayang, tes itu gagal dan tidak ada hasilnya dengan alasan terjadi kesalahan pengambilan sampel.11 Oktober 2004: Pengujian genetik dilakukan untuk kedua kalinya. Kali ini delegasi Indonesia tidak mendapatkan hasilnya.21 April 2006: Komitmen baru dari pemerintah Thailand untuk memulangkan 53 ekor orang utan dalam tenggat delapan minggu. 22 November 2006: Setelah terhambat kondisi politik setempat yang diwarnai kudeta, hanya 48 ekor orang utan yang kembali. Menurut Willie Smits, Pembina Yayasan BOS, lima ekor lainnya masih dieksploitasi di Safari Malam Chiangmai.wuragil

Berita terkait

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

10 menit lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

40 menit lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

42 menit lalu

PKB Bahas Koalisi dengan PKS untuk Pilkada 2024 di Kota Depok

PKS Kota Depok membuka peluang bagi partai politik untuk bergabung pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

57 menit lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

1 jam lalu

Unjuk Kemampuan Bahasa Indonesia, Xikers Tuai Antusias Penonton Sejak Pertama Muncul

Anggota grup asuhan KQ Entertainmet itu lalu menyapa roady, sebutan penggemar xikers, dengan Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

1 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

1 jam lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

1 jam lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya