Ada Ribuan Sampah di Orbit Bumi, Ilmuwan Siapkan Robot Pembersih

Reporter

Senin, 10 Juli 2017 16:36 WIB

Robot penarik sampah di orbit bumi. (Kurt Hickman/Stanford News Service)

TEMPO.CO, California - Ilmuwan Stanford University dan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang menyiapkan robot untuk membersihkan sampah di orbit bumi. Mereka mengembangkan robot penarik (gripper) untuk meraih dan menyingkirkan keping sampah.

Robot ini memakai sistem penarik meniru kinerja jari-jari lengket cicak. Nah, mirip petugas kebersihan di Jakarta yang dikenal sebagai Pasukan Oranye, robot ini akan membersihkan sampah-sampah di ruang angkasa.

"Ini pengembangan dalam riset robot pemanjat yang kami mulai 10 tahun lalu," kata Mark Cutkovsky, ahli rekayasa mekanika dalam riset itu, seperti ditulis laman Stanford University.

Baca: UGM Juara Umum Kontes Robot Indonesia 2017

Lebih dari 750 ribu keping sampah buatan manusia, metal dan nonmetal, beredar di antariksa. Dengan kecepatan gerakan puluhan ribu kilometer per jam, mereka mengancam keselamatan satelit, wahana antariksa, dan para astronaut, termasuk dari NASA, di Stasiun Antariksa Internasional. Kondisi lingkungan orbit bumi yang ekstrem membuat usaha membersihkan sampah antariksa semakin rumit.

Alat penyedot jelas tak akan bekerja efektif di ruang hampa udara. Alat pembersih berperekat juga sia-sia karena bahan kimia tak tahan terhadap perubahan temperatur drastis.

Penarik bermagnet hanya berfungsi pada obyek yang berbahan metal. Penarik sampah dengan harpun atau senjata penombak dapat memicu interaksi berbahaya yang membuat puing sampah bergerak tak terkendali. Jadi, robot ini menjadi harapan selanjutnya untuk membersihkan sampah di orbit.

Baca: Google Danai Proyek Jurnalisme oleh Robot

Selanjutnya: Selain robot pemanjat...
<!--more-->
Selain robot pemanjat, perekat yang dikembangkan Cutkovsky dan koleganya dari NASA juga digunakan pada alat yang membantu manusia memanjat beberapa jenis permukaan. Sistem perekat ini meniru jemari cicak yang bisa menempel pada permukaan karena memiliki bantalan dengan rambut halus berukuran 200 nanometer.

Ketika menyentuh permukaan, rambut mikroskopik pada jemari cicak itu menghasilkan gaya van der Waals: reaksi intermolekular akibat perbedaan posisi elektron di luar molekul dan memicu reaksi saling menarik. Meski ukuran rambutnya lebih besar, sekitar 40 mikrometer, perekat gripper bekerja dengan sistem serupa.

Rambut halus pada grid di lengan robot itu berfungsi jika didorong pelan ke arah tertentu. Menurut Elliot Hawkes, peneliti dari University on California, Santa Barbara, sistem itu dapat membantu mengambil obyek yang tengah melayang.

Baca: Mahasiswa Unair Bikin Robot Pembasmi Bakteri Penyebab Infeksi

Biasanya obyek melayang akan bergerak menjauh ke arah berlawan ketika mendapat dorongan atau tekanan. "Kami bisa menempelkan gripper secara lembut, menekan bantalannya hingga mereka saling terkunci, lalu memindahkan obyek itu," kata Hawkes. Sistem pengunci akan terlepas dengan gerakan lembut yang sama.

Para peneliti telah menguji gripper versi kecil di laboratorium. Alat itu juga dites dalam beragam eksperimen dengan gravitasi nol, termasuk di Stasiun Antariksa Internasional. Hasil pengujian awal yang menjanjikan itu mendorong para peneliti menjajal gripper di luar stasiun.

Kebanyakan sampah antariksa berawal dari satelit yang hancur karena saling bertabrakan atau terbakar di atmosfer bumi. Sampah antariksa beraneka rupa dan ukuran. “Yang berukuran lebih dari 10 sentimeter berkisar 20-25 ribu potong,” kata Tiar Dani, peneliti astronomi di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional di Bandung, Jawa Barat.

Baca: Mahasiswa Aceh Ciptakan Robot Pencari Korban Gempa

Selanjutnya: Sampah antariksa umumnya...
<!--more-->
Sampah antariksa umumnya jatuh secara alami dan terbakar di atmosfer dalam kurun 10 tahun. Peningkatan aktivitas matahari juga membuat atmosfer memadat dan membuat obyek di orbit seperti direm. "Makin lama kian turun ke bumi," kata Dani.

Sampah antariksa merupakan masalah besar bagi pemilik satelit. Dengan kecepatan mencapai 40 ribu kilometer per jam, tumbukan dari obyek berukuran 1 sentimeter saja memiliki efek setara dengan ledakan granat dan memicu kerusakan serius pada satelit.

Baca: Sejarah Kecerdasan Buatan: Alan Turing hingga Robot Seks

Dari 4.256 satelit yang mengorbit bumi saat ini, hanya 1.419 unit yang masih berfungsi dan sebagian besar milik NASA. Satelit bekas Vanguard I milik Amerika Serikat, yang diluncurkan pada 1958, adalah sampah tertua di orbit.

Menurut Dani, Badan Pertahanan Udara Amerika (NORAD) pernah merilis peringatan adanya sampah antariksa yang mendekati Tubsat, satu dari tiga satelit Lapan di zona orbit rendah bumi, dalam jarak beberapa meter. Lapan pasrah karena satelit yang diluncurkan pada 2007 itu tidak memiliki mesin pendorong seperti Stasiun Antariksa Internasional untuk bergerak menghindar.

"Tapi sejauh ini kondisinya masih aman," kata Dani.

Baca: Robot Seks hingga Mickey Mouse: 5 Robot dengan Kecerdasan Buatan

Simak berita menarik soal robot dan NASA lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

JPL | SCIENCEDAILY | SPACE | ANWAR SISWADI (BANDUNG) | GABRIEL WAHYU TITIYOGA (JAKARTA)

Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 menit lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

7 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

10 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

12 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

13 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

22 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

23 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya