TEMPO.CO, Tokyo - Toyota sedang menjalani tahap rekayasa produksi pengembangan baterai mobil listrik (EV) dengan elektrolit padat sebagaimana dilaporkan The Wall Street Journal dan Chunichi Shimbun dari Jepang.
Laporan itu menunjukkan baterai baru akan menjalani debut di Jepang dalam model mobil 2022 dengan platform baru, sebagaimana dikutip Arstechnica, Rabu 26 Juli 2017.
Baterai solid state itu memiliki elektroda padat dan elektrolit padat. Baterai solid-state dapat dibuat lebih kecil dan lebih ringan dari pada baterai lithium-ion yang saat ini mendukung kendaraan listrik, namun mengembangkan baterai itu pada titik harga yang menarik untuk produksi massal telah menjadi tantangan tersendiri.
Chunichi Shimbun melaporkan bahwa baterai Toyota itu akan dapat diisi dalam beberapa menit dan memiliki jarak yang jauh, namun artikel tersebut tidak mencantumkan secara spesifik.
Baterai solid-state juga akan mengurangi risiko kebakaran yang muncul pada baterai lithium-ion karena menggunakan elektrolit cair. Dan, karena elektrolit tidak akan dalam bahaya akibat pembekuan, maka ia bisa menahan rentang suhu yang lebih luas.
Mampu secara konsisten memproduksi baterai solid-state untuk digunakan di kendaraan listrik akan memberi Toyota keunggulan dibanding saingannya seperti Nissan, Tesla, dan Daimler, dengan asumsi perusahaan tersebut tidak mampu menghadirkan baterai canggih ke mobil mereka dalam lima tahun ke depan. Sementara Reuters juga melaporkan bahwa BMW juga mengerjakan baterai solid-state.
Selama bertahun-tahun, Toyota telah mendorong kendaraan sel bahan bakar hidrogen seperti Mirai sebagai teknologi otomotif canggih yang harus diwaspadai. Pembuat mobil tersebut bahkan mematahkan kemitraan dengan Tesla untuk mengembangkan RAV4 all-electric pada tahun 2014 dan menyatakan kendaraan sel bahan bakar adalah model masa depan.
Toyota juga telah menggarap baterai canggih mobil listrik selama bertahun-tahun. Pada awal 2011, Toyota telah bekerja sama dengan peneliti akademis untuk menyempurnakan struktur kristal yang akan memindahkan lithium ion melalui elektrolit padat, dan awal tahun lalu perusahaan tersebut menyajikan sebuah makalah yang menunjukkan baterai yang dapat menahan suhu dari -30 derajat Celsius hingga 100 derajat Celsius.
Dengan 1 liter bahan bakar mampu menempuh jarak 31 kilometer. dipadukan dengan tenaga elektrik, jadi semakin irit. Keluarga juga nyaman karena di atap terdapat Panoramic Glass Roof with Power Sunshade.
Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran
16 hari lalu
Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran
PLN UP3 Surakarta telah menyiagakan sejumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dalam tol dan luar tol di wilayah kerjanya untuk momentum Lebaran 2024. Persiapan itu mendapat animo positif para pemilik kendaraan listrik dengan penggunaan SPKLU yang tercatat hingga 216 pengguna selama periode Siaga Lebaran mulai 1 hingga 16 April 2024.
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
16 hari lalu
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.