Ilmuwan Ini Temukan Fenomena Menakjubkan Saat Gerhana Matahari

Reporter

Kamis, 17 Agustus 2017 15:07 WIB

Gerhana Matahari Total dilihat dari anjungan Kapal KM Kelud di Perairan Bangka Belitung, 9 Maret 2016. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Hawaii - Ada fenomena langka yang berhasil diungkap astronom saat gerhana matahari. Shadia Habbal, peneliti astronomi dan astrofisika dari University of Hawaii, terbang dari Hawaii ke Australia utara untuk menyaksikan gerhana matahari total pada 2012.

Gerhana matahari saat itu menyemburkan gas panas. Ini merupakan hal yang tak biasa. Menurut Habbal, seperti dilansir laman berita Space, Senin, 14 Agustus 2017, semburan gas tersebut merupakan fenomena alam yang paling menakjubkan yang bisa dilihat.

Habbal tampaknya terobsesi dengan fenomena itu dan membuatnya kembali terbang ke Kenya pada 2013 saat gerhana matahari total terjadi. Dia berharap dapat melihat fenomena semburan gas panas lagi. Benar saja. Dia berhasil mengungkapnya di Kenya. Begitupun saat gerhana matahari total melintasi Indonesia pada 2016.

Baca: 6 Lokasi Nonton Live Streaming Gerhana Matahari Total Amerika

Menurut Habbal, semburan gas panas tersebut terjadi karena angin matahari. Angin ini mengalir dari permukaan matahari dan memuntahkan material ke antariksa. Selama gerhana matahari total, semburan gas tersebut dapat disaksikan dengan jelas.

"Gerhana matahari total adalah satu-satunya cara untuk mempelajari angin matahari," kata Habbal. Bagi dia dan penelitia lainnya, gerhana matahari total memberikan sumber penelitian yang kaya.

Sumber radiasi, misalnya. Ledakan material di atmosfer matahari bisa mengirimkan partikel energi yang bisa melayang ke bumi. Kabar buruknya, partikel tersebut bisa bertabrakan dan merusak sistem elektrolit di dalam satelit.

Baca: Gerhana Matahari, Kiamat, dan Misteri Planet Nibiru

Habbal menjelaskan, ancaman tersebut berpotensi melumpuhkan jaringan komunikasi hingga ekonomi global. Selain itu, ledakan matahari yang disebut coronal mass ejections (CMEs) alias ledakan partikel massif korona bisa melontarkan sejumlah partikel bermuatan ke medan magnet bumi dan menembus permukaan planet.

Hal itu pernah terjadi pada 1989. Fenomena CMEs mematikan seluruh listrik ke seluruh kawasan Quebec, Kanada. Butuh 12 jam untuk memulihkannya kembali. Bagian Amerika Utara lainnya melaporkan lebih dari 2.000 masalah komunikasi dan listrik pada hari yang sama.

Habbal berharap, dengan mempelajari matahari bisa membantu memprediksi cuaca matahari dan menyelematkan manusia dari bencana yang timbul darinya.

Baca: Gerhana Matahari, NASA: Hati-hati Memilih Kacamata

Simak berita menarik lainnya tentang gerhana matahari hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SPACE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

3 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

4 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

5 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

5 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

6 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

7 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

7 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

7 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

8 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

8 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya