Inilah Detik-detik Kematian dari Kacamata Sains

Reporter

Selasa, 22 Agustus 2017 08:46 WIB

Salah satu pengalaman jelang kematian (near-death experience) biasanya melihat ruh dan cahaya. (Daily Mail)

TEMPO.CO, New York City - Peneliti Neurologi dari University of Pennsylvania, Sara Manning Peskin, mengungkap gejala fisik pada detik-detik kematian dalam laman The New York Times edisi 20 Juni 2017. Menurut dia ada empat gejala yang terjadi.

Pertama, adalah death rattle. Gejala ini adalah ketidakmampuan untuk menelan apapun, bahkan ludah sekalipun. Sebab, katup kerongkongan tertutup dan lidah tidak mampu mendorong ludah (saliva) ke dalam tubuh. Namun, ini tidak menyebabkan sakit bagi orang yang ajalnya sudah dekat.

Gejala tersebut memunculkan suara mirip orang sesak napas. Suara itulah yang menimbulkan anggapan bahwa orang mengalami sesak napas sebelum mati. Untuk meredakan suara tersebut, dokter biasanya memberikan obat pengurang ludah.

Baca: Fungsi Usus Buntu Lama Jadi Misteri, Ternyata Ini Jawabannya


Kedua, kesulitan bernapas. Proses inilah yang sebetulnya menyebabkan sakit. Biasanya, dokter memberikan opioid, sejenis morfin untuk meredakan rasa sakit. Penyebab kesulitan bernapas itu terjadi karena tidak sinkronnya otak dengan kemampuan paru-paru.

Gejala ketiga adalah pertarungan terakhir menjelang detik-detik kematian. Orang yang ajalnya sudah dekat bisa saja berteriak atau menangis tersedu-sedu. Gejala yang keempat adalah napas pendek, metabolisme yang tidak normal, dan retensi urin.

Anda boleh percaya, boleh tidak percaya. Namun, itulah gejala detik-detik kematian dari kacamata sains.

Simak artikel menarik lainnya tentang detik-detik kematian hanya di kanal Tekno Tempo.co.

THE NEW YORK TIMES | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

49 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

49 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

49 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya