Alkohol Sehat atau Buruk? Hasil Riset Ini Menjawabnya

Reporter

Kamis, 24 Agustus 2017 18:30 WIB

Ilustrasi pria minum alkohol. campusdiary.co.ke

TEMPO.CO, Kopenhagen - Sebuah riset mencoba menjawab pertanyaan, "Alkohol baik atau buruk?" Selama lima tahun, tim peneliti di Denmark mempelajari data tentang 70.551 laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam survei tentang kebiasaan mereka minum alkohol. Selama itu pula mereka dipantau. Hasil yang didapat, sebanyak 859 laki-laki dan 887 perempuan menderita diabetes.

Menurut riset yang dipimpin Janne Tolstrup dari University of Southern Denmark, mereka yang rutin menenggak alkohol, yakni selama tiga sampai empat hari per minggu, memiliki risiko lebih kecil terserang diabetes. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak memproduksi cukup insulin. Penyakit ini ditandai dengan kadar gula darah di atas normal.

Meski begitu, temuan tersebut tidak berarti memberikan lampu hijau untuk menenggak minuman alkohol lebih banyak dibanding petunjuk National Health Service (NHS) Inggris saat ini. Pedoman ini menyebutkan batas menenggak alkohol buat laki-laki dan perempuan adalah 14 unit alkohol atau setara dengan 6 liter bir dalam seminggu.

Baca: Hasil Riset: Orang yang Hobi Menyanyi Tak Gampang Sakit

Riset yang menyoroti hubungan alkohol dan diabetes ini bukanlah yang pertama. Dalam riset sebelumnya, konsumsi alkohol pada tahap "moderat" dapat mengurangi risiko diabetes. Nah, riset yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetoologia akhir Juli lalu itu berfokus pada frekuensi minum.

Hasilnya memang berbeda. Dalam riset ini, alkohol seperti lebih banyak berguna dalam penurunan risiko diabetes. Menurut riset tersebut, kebiasaan mengkonsumsi alkohol mengurangi risiko sebanyak 27 persen pada laki-laki dan 32 persen pada perempuan, bandingkan dengan yang pantang minum.

Lebih khusus pada jenis alkoholnya, minum satu sampai tujuh gelas bir per pekan dapat mengurangi risiko diabetes sebanyak 21 persen pada laki-laki. Namun untuk perempuan tak ada efeknya.

Untuk peminum wine, bagi laki-laki dan perempuan, tujuh atau lebih gelas wine per minggu menurunkan risiko diabetes sebesar 25-30 persen dibandingkan dengan minum wine kurang dari satu gelas.

Baca: Riset: 55 Tahun, Usia Rentan Berselingkuh

Namun tak semua minuman alkohol itu bersahabat. Jenis gin atau jenewer tergolong yang jahat. Minuman alkohol Belanda ini bisa meningkatkan risiko diabetes bagi perempuan sebanyak 83 persen. Sedangkan untuk kaum laki-laki, mereka yang menenggak 14 gelas per minggu memiliki kemungkinan 43 persen terkena diabetes dibanding mereka yang tidak minum apa pun.

Penelitian ini menuai peringatan dari ahli statistik University College London (UCL), Graham Wheeler. Menurut dia, penelitian besar tersebut menemukan adanya hubungan antara konsumsi alkohol mingguan moderat dan penurunan risiko diabetes. Namun "riset ini saja tidak membuktikan adanya hubungan kausalitas".

Menurut dia, menetapkan sebuah mekanisme biologis bagaimana efek alkohol ini bisa bekerja adalah kunci untuk memahami penelitian tersebut. "Dalam penelitian di Denmark, peserta diminta mengingat kebiasaan minum hanya satu kali. Jadi peserta mungkin kurang melaporkan konsumsi alkohol mereka sebenarnya. Kita juga tidak tahu bagaimana kebiasaan minum mereka berubah saat ditindaklanjuti," ujarnya.

Baca: Riset Pengalaman Jelang Kematian: Cahaya, Terowongan, dan Ruh

Profesor Nick Finer, dari University College of London Hospitals, mengatakan kita perlu berhati-hati menginterpretasikan penelitian berdasarkan survei. Sebab, kata dia, penelitian tersebut dilakukan pada populasi Denmark, yang prevalensi obesitas (salah satu penyebab diabetes) adalah 10 persen, dibandingkan dengan sekitar seperempat orang dewasa di Inggris.

"Penelitian ini tidak memberikan bukti apa pun bahwa peningkatan konsumsi alkohol atau frekuensi konsumsi akan mengurangi risiko diabetes," ujarnya.
Emily Burns, Kepala Komunikasi Riset di Diabetes UK, mengatakan, meski temuan ini menarik, mereka tidak akan merekomendasikan orang minum melebihi pedoman NHS. Konsumsi alkohol pada risiko tipe 2 akan berbeda pada satu orang dan orang yang lain.

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang serius, dan sekitar tiga dari lima kasus dapat dicegah atau ditunda dengan makan makanan sehat, bergerak lebih banyak, dan menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan. Jadi, lebih baik jauhi alkohol.

Baca: Kenapa Ada yang Percaya Bumi Datar? Hasil Riset Ini Menjawabnya

Simak artikel menarik lainnya tentang hasil riset hanya di kanal Tekno Tempo.co.

INDEPENDENT | GUARDIAN | AHMAD NURHASIM

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

4 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

44 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

44 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

44 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.

Baca Selengkapnya