TEMPO.CO, California - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil mengungkap asteroid aneh sekaligus unik di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Mulanya, tim astronom melihat dua asteroid menunjukkan karakteristik mirip komet, termasuk coma (inti komet) dan ekor yang panjang. Keduanya saling mengorbit satu sama lain.
Asteroid yang juga komet tersebut, tulis tim dalam jurnal Nature edisi 20 September 2017, bernama 288P. Studi tersebut berjudul "A binary main-belt comet".
NASA mulai menemukan hal aneh pada 288P pada September 2016. Saat itu, posisi asteroid-komet tersebut cukup dekat dengan bumi, sehingga memungkinkan tim untuk mengamatinya melalui teleskop antariksa Hubble. Dan ternyata, Hubble mengungkap 288P bukanlah satu objek, melainkan dua asteroid dengan massa dan ukuran yang hampir sama.
"Keduanya saling mengorbit pada jarak 100 kilometer," tulis tim yang dipimpin Jessica Agarwal, peneliti astrofisika dari Max Planck Institute for Solar System Research, itu. "Keduanya beraktivitas dalam sistem biner."
Dalam jurnal, tim menulis, ada indikasi kuat dari sublimasi air es lantaran paparan sinar matahari yang meningkat. Pencairan es tersebut menyebabkan ekor komet. "Dari 288P kita bisa tahu bagaimana proses pembentukan komet," tulis tim.
Menurut Agarwal, seperti dilansir dari laman Science Alert, mengungkap pembentukan dan evolusi komet menjadi unsur penting dalam mengungkap evolusi tata surya. Salah satunya bisa menjelaskan bagaimana air bisa sampai ke bumi.
Namun, untuk sampai ke sana, Argawal dan tim butuh lebih banyak objek yang mirip dengan 288P. "Untuk menjawab pertanyaan tersebut secara total," kata dia.