Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset: Sinyal WiFi Bisa Mendeteksi Senjata dan Bom

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Wi-Fi
Wi-Fi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset terbaru dari Rutgers University di New Brunswick mengungkap fakta menarik tentang sinyal WiFi. Sinyal WiFi dapat segera menjadi alat keamanan dengan harga murah untuk mendeteksi bahan kimia, bom dan senjata. Studi tersebut menunjukkan bagaimana sinyal nirkabel mampu menembus tas untuk mendeteksi dimensi yang tepat dari benda-benda berbahaya dan juga mampu memperkirakan volume cairan.

Baca juga: Riset: Orang Temperamen Kerap Merasa Diri Mereka Cerdas

Dengan beberapa uji coba, para peneliti menemukan bahwa sistem tersebut setidaknya 95 persen akurat. Dengan adanya sistem ini, para peneliti berharap bahwa sistem deteksi dapat membantu menjadikan tempat publik, seperti museum, stadion, taman hiburan, sekolah dan tempat umum lainnya menjadi lebih aman.

"Ini bisa memiliki dampak besar dalam melindungi masyarakat dari benda-benda berbahaya," Yingying Chen, salah satu penulis studi tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dilansir laman Daily Mail,Rabu, 15 Agustus 2018. "Ada kebutuhan yang berkembang untuk itu sekarang."

Baca juga: Riset: Definisi Gamer Sudah Bergeser

Dibandingkan dengan sistem keamanan tradisional, para peneliti mengatakan metode deteksi WiFi dapat memangkas biaya pemeriksaan keamanan pada umumnya. Selain itu, mudah untuk dipasan dan menghindari penyerangan privasi dengan harus membuka dan memeriksa barang-barang pribadi orang-orang. Sistem pemeriksaan keamanan yang terdahulu juga membutuhkan lebih banyak staf dan mungkin memerlukan peralatan khusus yang mahal.

"Di area publik yang besar, sulit untuk memasang infrastruktur penyaringan mahal seperti apa yang ada di bandara. Tenaga kerja selalu diperlukan untuk memeriksa tas dan kami ingin mengembangkan metode pelengkap untuk mencoba mengurangi tenaga kerja," ujar Yingying.

Sistem deteksi tersebut menggunakan perangkat WiFi dengan dua atau tiga antena: satu yang mengirim sinyal dan satu yang menerima sinyal. Perangkat itu bekerja dengan menganalisis apa yang terjadi ketika sinyal menembus dan memantulkan objek dan material.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Riset: Lebih Aman Naik Bus Kota dari Mobil Pribadi dan Sepeda

Sistem ini dapat mendeteksi dan menganalisis sinyal dari benda padat seperti senjata, kaleng aluminium, laptop, dan baterai. Pendeteksian ini juga dapat memperkirakan volume cairan seperti air, asam, alkohol dan bahan kimia lainnya untuk melihat apakah zat tersebut mengandung bahan peledak.

Untuk penelitian, peneliti menguji sistem dengan 15 jenis benda dan enam jenis tas. Mereka mencatat tingkat akurasi 99 persen untuk benda-benda berbahaya, 98 persen untuk logam dan 95 persen untuk cairan.

Sedangkan penggunaan ransel standar menunjukkan tingkat akurasi 95 persen, tetapi menjadi turun sedikit menjadi 90 persen ketika benda-benda berbahaya dibungkus dengan lapisan lain.

Baca juga: Hubungan Seks Bisa Bikin Pria Depresi, Kok Bisa? Simak Riset Ini

Simak riset menarik lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | NEWSWEEK | FARAH DIBAJ | AMB

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Cara agar Internet Tidak Lemot, Salah Satunya Tutup Aplikasi

2 hari lalu

Berikut ini beberapa cara agar internet tidak lemot. Salah satunya dengan merefresh layanan data hingga berpindah ke lokasi yang tepat. Foto: Canva
10 Cara agar Internet Tidak Lemot, Salah Satunya Tutup Aplikasi

Berikut ini beberapa cara agar internet tidak lemot. Salah satunya dengan merefresh layanan data hingga berpindah ke lokasi yang tepat.


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

16 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

21 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

17 Maret 2024

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Lima Cara Menambah Kecepatan Sinyal WiFi di Rumah atau Kantor

17 Maret 2024

Indikator sinyal di sebuah gawai menunjukkan tidak adanya jaringan internet di Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 8 Agustus 2020. Di Desa Marmoyo, keberadaan jaringan internet merupakan sesuatu yang sangat sulit didapatkan. Lokasi yang menyediakan akses internet melalui WiFi juga sangat terbatas. Diantaranya ada di Kantor Desa Marmoyo, SDN Marmoyo, serta 10 rumah penduduk. ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF
Lima Cara Menambah Kecepatan Sinyal WiFi di Rumah atau Kantor

Beberapa sebab kecepatan sinyal WiFi lelet karena jarak router dengan perangkat jauh.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

17 Maret 2024

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

17 Maret 2024

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.