Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Skor Matematika Indonesia Rendah, Bank Dunia: Perlu 3 Generasi

image-gnews
ilustrasi matematika (pixabay.com)
ilustrasi matematika (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu aktivis Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matermatika, Fasli Djalal, menyatakan bahwa kondisi kemampuan matematika anak Indonesia sangat memprihatinkan. Fasli menceritakan penelitian yang dilakukan peneliti Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika, Lant Pritchett.

Baca: Anak Indonesia Gawat Darurat Matematika, Apa Itu? Cek Dampaknya

"Saya terkejut, marah, sedih, malu serta merasa bersalah, karena menurut Pritchett, dan tercantum dengan sangat jelas di salah satu tabel di halaman bukunya, diperlukan 317 tahun oleh anak Indonesia untuk menyamai tingkat kecanggihan berpikir rata-rata anak negara organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD) pada 2012," ujar Fasli, dalam keterangan tertulis, Ahad, 11 November 2018.

Pritchett menulis sebuah buku berjudul 'Rebirth of Education, Schools Ain't Learning'. Dalam bukunya, kata Fasli, Pritchett menganalisa berapa lama waktu yang diperlukan anak-anak negara berkembang untuk belajar, sehingga bisa menyamai tingkat kecanggihan berpikir anak negara OECD.

Pritchett menganalisis dengan menggunakan data dari hasil Tes PISA (Program for International Student Assessment) dari tahun 2000 sampai 2012. Tes ini dilakukan oleh negara-negara OECD setiap tiga tahun untuk mengetahui hasil belajar dari anak umur 15 tahun, di kelas berapa pun mereka belajar, di semua negara peserta.

"Saya sampai berkomentar bahwa itu tidak mungkin, karena tiap tahun puluhan bahkan ratusan siswa Indonesia memenangkan berbagai olimpiade internasional," kata Fasli.

Dan dengan kalem Pritchett menjawab, "Saya hanya menyajikan data apa adanya. Terlepas adanya anak juara olimpiade, ternyata anak Indonesia tidak memiliki kemampuan berpikir yg diharapkan. Jadi anak Indonesia, yang sudah punya akses baik untuk bersekolah, tapi ternyata belum baik hasil belajarnya. Schooling but not learning," tambah Fasli mengikuti nada Pritchett.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tes yang dilakukan itu untuk menguji tingkat kecanggihan berpikir anak untuk mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam atau sains, dan bahasa nasional masing-masing negara. Selain dari 32 negara anggota OECD, ada lebih dari 30 negara Non-OECD yg ikut dalam tes ini, termasuk Indonesia.

Dengan menggunakan data dari pencapaian skor PISA rata-rata anak OECD sebesar 500 dan melihat kenaikan rata-rata skor per-tahun 2000 hingga 2012 dari anak negara Non-OECD, maka diproyeksikan secara linier dalam berapa tahun skor 500 itu akan dicapai oleh anak-anak Non-OECD, termasuk Indonesia.

"Untung sejak 2014, Prof Nizam, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) Balitbang Kemdikbud waktu itu, melakukan berbagai cara, dengan melatih guru agar tahu dan mampu membelajarkan HOTS (higher order thinking skills)," tambah Fasli. "Tahu dan mampu melakukan penilaian HOTS, dan menyediakan dukungan sarana, prasarana serta media pembelajaran yg mendukung pembelajaran HOTS."

Pada 2015, PISA Indonesia menunjukkan kenaikan skor signifikan dari hasil tahun 2012, yaitu 22 skor, dan menjadi negara dengan kenaikan skor tertinggi ketiga dari semua negara peserta. Walaupun untuk matematika skor rata-rata masih sekitar 400.

Karena itu, kata Fasli, menurut analisa terbaru Bank Dunia, yang sudah menggunakan hasil PISA 2015, masih diperlukan tiga generasi oleh anak Indonesia untuk menyamai tingkat kecanggihan berpikir rata-rata anak OECD tahun 2015.

"Sudah waktunya kita semua, dalam kapasitas apa pun, ikut serta mengambil peran mendukung Gerakan Pemberantasan Buta Matematika. Sehingga, Insya Allah, hanya dibutuhkan waktu satu generasi oleh anak kita untuk menyamai tingkat kecanggihan berfikir rata-rata anak-anak OECD," lanjut Fasli.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

1 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

2 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto/dok TEMPO/Fakhri Hermansyah TEMPO/Tony Hartawan
Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.


Indonesia Kecam Serangan Teroris di Gedung Konser Rusia

4 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV
Indonesia Kecam Serangan Teroris di Gedung Konser Rusia

Indonesia mengecam serangan teroris yang terjadi di sebuah gedung konser dekat Moskow, Rusia,. Korban tewas mencapai 115 orang pada Sabtu


Resmi Terpilih Jadi Presiden RI, Inggris Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

6 hari lalu

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati (tidak terlihat) di Beirut, Lebanon 1 Februari 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Resmi Terpilih Jadi Presiden RI, Inggris Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto

David Cameron dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia menyampaikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto yang terpilih jadi Presiden RI


Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

6 hari lalu

Tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur, Suradi (20) bersama pasangannya dan keluarga berdoa usai prosesi pernikahan di kantor Satreskrim Polres Malang, Jawa Timur, Kamis 12 Maret 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Kesetaraan Gender, UNFPA Indonesia Serukan Isu Perempuan Jadi Prioritas

UNFPA Indonesia berharap isu kehamilan di kalangan remaja dan pernikahan anak menjadi priortias Pemerintah karena dampaknya ke kesetaraan gender


Daftar 10 Negara Paling Bahagia di Asia, Tak Ada Indonesia

7 hari lalu

Turis berfoto di sebelah patung singa Merlion di kawasan pusat bisnis Singapura 6 Februari 2015. [REUTERS / Edgar Su]
Daftar 10 Negara Paling Bahagia di Asia, Tak Ada Indonesia

Singapura, Taiwan dan Jepang berada di peringkat 3 besar negara paling bahagia di Asia. Indonesia tak masuk dalam 10 besar.


Kementerian Luar Negeri Benarkan Rencana Paus Fransiskus ke Indonesia

8 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di perpustakaan Istana Apostolik di Vatikan 21 Maret 2021. [Vatican Media / Handout via REUTERS]
Kementerian Luar Negeri Benarkan Rencana Paus Fransiskus ke Indonesia

Paus Fransiskus hendak kunjungna kerja ke Indonesia sejak 2020, namun karena pandemi Covid-19 maka rencana itu pun belum terwujud.


KBRI Seoul Dampingi Dua WNI yang Dituduh Curi Data Jet KF-21

12 hari lalu

Prototipe jet tempur generasi terbaru Korea Selatan, KF-21 Boramae varian tandem saat melakukan penerbangan perdananya, Senin, 20 Februari 2023. Pesawat ini menggunakan kursi pelontar pilot buatan Martin Baker. Instagram/Eject_Eject
KBRI Seoul Dampingi Dua WNI yang Dituduh Curi Data Jet KF-21

KBRI Seoul terus mendampingi dua WNI yang terkait dengan tuduhan pencurian data informasi teknologi pesawat tempur KF-21 di Korea Selatan.


PLN dan USTDA Sepakati Studi Kelayakan Interkoneksi Listrik Indonesia-Malaysia

12 hari lalu

PLN dan USTDA Sepakati Studi Kelayakan Interkoneksi Listrik Indonesia-Malaysia

PT PLN (Persero) memperoleh hibah sekitar US$2 juta atau Rp31 miliar dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency (USTDA).


6 Cara Berpakaian yang Sebaiknya Dihindari Turis Asing di Indonesia

13 hari lalu

Wisatawan menikmati suasana saat berkunjung di Pantai Kuta, Badung, Bali, Senin, 25 September 2023. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan untuk retribusi sebesar Rp150 ribu kepada turis asing yang masuk Pulau Dewata diterapkan mulai Februari 2024 dan mekanismenya serta tata cara pungutan uang kepada turis asing hingga saat ini masih disusun dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
6 Cara Berpakaian yang Sebaiknya Dihindari Turis Asing di Indonesia

Cara berpakaian yang sebaiknya dihindari turis asing di Indonesia, di antaranya mengenakan pakaian yang terlalu terbuka dan tidak sesuai norma.