TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi di Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran pada Kamis pagi, dengan jarak luncur 1.200 meter, demikian Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Sabtu Malam
Baca Juga:
Melalui akun twitter, BPPTKG menyebutkan luncuran awan panas guguran itu terjadi pada Kamis, 7 Maret 2019, pukul 07.44 WIB dengan durasi 121 detik yang mengarah ke Kali Gendol.
"Awan panas teramati dari CCTV Puncak. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," tulis BPPTKG.
Hasil pengamatan BPPTKG mulai pukul 00:00-00:06 WIB terekam 9 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-19 mm yang berlansung selama 14.6-64 detik, satu kali gempa embusan dengan amplitudo 5 mm selama 23 detik, dua kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 4-6 mm selama 13.7-16.6 detik, satu kali gempa hybrid dengan amplitudo 2 mm, selama 7.6 detik, dan satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 10 mm selama 25.9 detik.
Berdasarkan pengamatan visual melalui Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Kamis pagi, Gunung Merapi berkabut, suhu udara 20,3 derajat celsius, kelembaban udara 88 persen RH, dan tekanan udara 918,2 hPa.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.