TEMPO.CO, Jakarta - Pada 140 juta tahun lalu sebuah benua super yang disebut Greater Adria tergelincir di bawah daratan yang sekarang menjadi Eropa selatan. Para peneliti telah mengungkap secara visual, merekonstruksi benua yang hilang itu.
Science Magazine melaporkan studi baru yang diterbitkan awal bulan ini dalam jurnal Gondwana Research. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa tadinya di Bumi ada sebuah benua super selatan yang luas terdiri dari Afrika, Antartika, Amerika Selatan, dan Australia termasuk Greater Adria. Daratan, yang disebut Gondwana ini, membentang Alpen hingga Iran.
Penulis utama makalah ini, Douwe van Hinsbergen, ketua bidang tektonik global dan paleogeografi Departemen Geografi Universitas Utrecht, Belanda, mengatakan bahwa tidak semua daratan berada di atas air.
Menurut laporan National Geographic, sekitar 240 juta tahun lalu Greater Adria adalah bagian dari benua super Pangea yang memisahkan diri dari Afrika 20 juta tahun kemudian. Daratan ini terpisah dari Perancis dan Spanyol 40 juta tahun kemudian dan menjadi benua yang terisolasi.
Antara 100 juta hingga 120 juta tahun lalu, Greater Adria menabrak Eropa dan runtuh di bawahnya, membentuk Alpen dan mengabadikan batu-batu yang diteliti oleh tim ahli geologi selama satu dekade terakhir.
"Pergeseran Greater Adria membentuk sabuk gunung di 30 negara yang berbeda. Masing-masing dengan kondisi geologis, peta, cerita, dan benua mereka sendiri, yang mengatakan studi baru membawa semuanya menjadi satu gambar besar," ujar Hinsbergen kepada Live Science.
Peneliti mulai dengan mempelajari orientasi yang diukur dalam mineral magnetik kecil yang dibentuk bakteri purba di batuan, dan sejalan dengan medan magnet bumi. Ketika bakteri mati, sisa mineral magnetik yang tertinggal di endapan berubah menjadi batuan, mengunci orientasi asli bakteri tersebut. Oleh ilmuwan direkayasa ulang, sehingga membawa mereka kembali ke masa ratusan juta tahun lalu saat Greater Adria masih di atas permukaan laut.
ANCIENT-ORIGINS | SCIENCE MAGAZINE | LIVE SCIENCE