TEMPO.CO, Surabaya - Satgas Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya telah melakukan tes COVID-19 terhadap lebih dari 500 pasien sejak rumah sakit itu ditunjuk pemerintah sebagai salah satu tempat pengujian. "Rata-rata per hari lebih dari 100 pasien," ujar Ketua Satgas Corona RSUA, Prastuti Asta Wulaningrum, kepada wartawan di Surabaya, Senin 16 Maret 2020.
Dengan banyaknya pasien dan terbatasnya tenaga medis, kata dia, maka per hari ini RSUA membatasi pasien hanya 100 orang. Pembatasan diharapkan mengoptimalkan layananan sekaligus meminimalisasi terjadinya interaksi antarpasien.
Kepada masyarakat, Prastuti meminta tidak panik. Mereka dimintanya lebih dahulu mengenali gejala-gejala COVID-19 sebelum memeriksakan diri ke RSUA. "Biasanya, kepanikan terjadi karena ketidaktahuan masyarakat," katanya.
Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (Unair) menemukan pereaksi kimia yang akurat hingga 99 persen, dapat dengan cepat mendeteksi pasien yang terinfeksi virus corona.
Prastuti mengungkapkan, dari pasien yang melakukan tes, terdapat kategori orang-orang sehat tanpa gejala, orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Saat ini, lanjut dia, tercatat sembilan pasien melakukan rawat inap, terdiri dari tiga orang berstatus PDP dan enam orang ODP.
Baca Juga:
"Sebagian besar dari pasien yang melakukan tes COVID-19 di RSUA bisa melakukan rawat jalan," katanya.
Sebelumnya, pada Sabtu, Ketua Institute Of Tropical Disease Universitas Airlangga (ITD Unair) Inge Lucida, mengungkap kalau kampus itu ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai salah satu lembaga penguji sampel virus corona. Karenanya ITD Unair menyiapkan 2.000 alat uji atau test kit COVID-19. "Kami akan memperbanyak reagen supaya lebih banyak lagi yang bisa kami uji," ujar pemilik gelar profesor itu.