Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Viral Paus Orca di Perairan Anambas, Ini Rencana KKP

Reporter

image-gnews
Kawanan paus pembunuh, Orca, yang terlihat di perairan Taman Wisata Perairan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, terekam kamera video amatir seorang nelayan setempat, 30 Maret 2020. ANTARA/HO-KKP
Kawanan paus pembunuh, Orca, yang terlihat di perairan Taman Wisata Perairan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, terekam kamera video amatir seorang nelayan setempat, 30 Maret 2020. ANTARA/HO-KKP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekawanan paus Orca muncul di Perairan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Kehadiran jenis yang masih berkerabat dengan lumba-lumba itu sempat viral di media sosial dan kini mendapat perhatian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Peristiwa munculnya Orca di Taman Wisata Perairan Anambas ini terekam kamera video ponsel seorang nelayan asal Desa Tarempa Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas. Aldi Pratama, si nelayan, merekamnya pada 30 Maret 2020 sekitar pukul 12.00 WIB dan terlihat tujuh ekor Orca.  

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Aryo Hanggono, menjelaskan kemunculan Orca di sekitar TWP Anambas mengindikasikan wilayah perairan itu memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi. KKP, kata Aryo, akan mendorong perlindungan kawasan itu dan mengembangkannya sebagai konservasi berbasis ekowisata di belahan barat Indonesia.

Menurutnya, sesuai Kepmen KP No.37/KEPMEN-KP/2014, TWP Anambas merupakan wilayah perairan yang dikelola kementerian. "Saya mendorong Provinsi Kepulauan Riau mengalokasikan sebagian ruangnya untuk konservasi dan diwujudkan dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil (RZ WP3K)," ujar Aryo dalam siaran pers di Jakarta, Jumat 24 April 2020.

Aryo menyebut kehadiran Orca tergolong langka dan karenanya perlu mendapat perhatian didukung dengan penelitian lebih lanjut. Penguatan kemitraan kementerian atau lembaga, pemda, peneliti dan NGO, serta masyarakat disebutnya menjadi tantangan tersendiri. 

Paus Orca saat akan menukik ke bawah permukaan air laut untuk menangkap lumba-lumba. Fotografer Christopher Swann berhasil mengabadikan kegiatan perburuan ini dari atas kapalnya. Dailymail.co.uk

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Orca atau disebut juga paus pembunuh merupakan jenis mamalia laut yang masih berkerabat dengan lumba-lumba dalam keluarga Delphinidae. Biasa dikenal dengan tubuh hitam putih, jenis paus ini tumbuh hingga mencapai 9,8 meter dengan berat 11 ton. 

Banyak ditemukan pada perairan yang lebih dingin, kawanan Orca beberapa kali muncul di Indonesia. Sebelum di Anambas, kawasan lain yang pernah disinggahi seperti di Bone Bolango, Gorontalo, pada 2019; Maratua, Kalimantan Timur, pada 2018; Selat Makassar pada 2014; serta terlihat setiap tahun di Bali, Maluku, Papua (Kabupaten Raja Ampat), dan Nusa Tenggara Timur (Laut Sawu).

Saat ini paus Orca masih masuk dalam kategori Data Deficient (DD; informasi kurang) dalam daftar merah International Union of Conservation Nature (IUCN).


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

14 jam lalu

Seorang wisatawan berdiri di atas jembatan di antara gugusan batu granit di kawasan Sepempang, Natuna, Kepulauan Riau, Minggu, 9 Februari 2020. ANTARA
Bupati Natuna Akui Harga Tiket ke Natuna Mahal, Promosi Pariwisata Harus Digencarkan

Event olahraga lari yang diadakan pertama kali di Natuna, Natuna Geopark Marathon 2024, akan membantu meningkatkan pariwisata.


Sumatera Selatan Masuk Jalur Utama Penyelundupan Benih Lobster, 2,3 Juta Ekor Berhasil Diselamatkan Aparat

7 hari lalu

Komandan Pangkalan TNI AL Palembang Kolonel Sandy Kurniawan (Paling kiri) menunjukkan barang bukti upaya penyelundupan 99 ribu lebih Bibit Bening Lobster di Pulau Rimau, Banyuasin. TEMPO/Parliza Hendrawan
Sumatera Selatan Masuk Jalur Utama Penyelundupan Benih Lobster, 2,3 Juta Ekor Berhasil Diselamatkan Aparat

Sumatera Selatan masuk sebagai salah satu jalur utama penyelundupan benih lobster. Dari 2021-2023, berhasil digagalkan 17 kali upaya penyelundupan.


KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

8 hari lalu

ABK Vietnam menunjukan kapal ikan berukuran kecil yang menjadi sasaran penangkapan di perairan Laut Natuna Utana, Sabtu, 4 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.


KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

8 hari lalu

Anak buah kapal (ABK) kapal asing diamankan Personel Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) di Pelabuhan Pangkalan PSDKP Batam, Kepulauan Riau, Jumat 20 Agustus 2021. PSDKP berhasil mengamankan kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal beserta 22 awak kapal berkewarganegaraan Vietnam di Perairan Natuna Utara. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.


KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

10 hari lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.


KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

10 hari lalu

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) telah menetapkan 5,5 juta hektar habitat penyu sebagai kawasan konservasi.


KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

10 hari lalu

Ikan tuna seberat 50 kg dipersiapkan untuk upacara
KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.


KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

11 hari lalu

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut


Berkunjung ke Pulau Belakang Padang Batam setelah Pulau Penawar Rindu Itu Bersolek

13 hari lalu

Warga melintasi jalan di Pulau Belakang Padang, Batam, yang sudah diperbaiki, Sabtu, 20 Apri 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Berkunjung ke Pulau Belakang Padang Batam setelah Pulau Penawar Rindu Itu Bersolek

Wisatawan atau masyarakat Batam sering kali sengaja datang ke Pulau Belakang Padang hanya untuk sarapan pagi atau ngopi sambil melepas rindu


Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

14 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.