2. VAKSIN VIRAL-VECTOR:
Sebanyak 25 kelompok riset sedang mengembangkan vaksin dengan cara ini. Suatu virus seperti cacar atau adenovirus direkayasa genetikanya sehingga bisa memproduksi protein virus corona di dalam tubuh. Virus-virus itu dibuat lemah sehingga mereka jangan sampai menimbulkan gejala alias sakit. Ada dua tipe: mereka yang bisa tetap bereplikasi dalam sel dan yang tidak bisa karena gen kuncinya sudah dihilangkan.
- Sudah Replikasi: vaksin Ebola yang baru saja disetujui penggunaannya adalah contoh vaksin viral-vektor yang bisa bereplikasi dalam sel. Vaksin jenis ini relatif aman dan mampu memprovokasi sistem kekebalan tubuh yang kuat. Tapi, kekebalan tubuh terhadap si vektor bisa membuat vaksin tak efektif.
- Non replikasi: Teknik ini memiliki sejarah panjang dalam terapi genetik. Raksasa obat Johnson & Johnson menggunakan pendekatan ini.
3. VAKSIN ASAM NUKLEAT:
Sedikitnya ada 20 kelompok peneliti sedang berusaha menggunakan perintah genetik (di dalam bentuk DNA ataupun RNA) untuk protein virus corona bisa membangkitkan respons kekebalan tubuh. Asam nukleat disisipkan ke sel manusia yang kemudian memproduksi banyak salinan protein virus; kebanyakan dari vaksin ini mengkodekan gen protein paku virus corona--bagian luar yang berperan mengikat reseptor di sel yang akan diinfeksi.
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Vaksin berbasis DNA dan RNA ini relatif aman dan mudah dikembangkan karena hanya melibatkan material genetik, dan bukan virusnya. Tapi sejauh ini mereka belum terbukti. Belum ada vaksin yang sudah terdaftar menggunakan teknologi ini.
Teknik vaksin DNA membutuhkan proses yang disebut elektroporasi yang menciptakan pori di membran agar DNA bisa masuk ke dalam sel. Sedang dalam teknik Vaksin RNA, material genetik dibuat dalam kemasan lemak agar bisa memasuki sel.
4. VAKSIN BERBASIS PROTEIN: