Yang diketahui dari hasil studi itu adalah bahwa virus mungkin berdampak ke persalinan. Dalam studinya, Knight mendapatkan 63 dari 247 persalinan oleh ratusan ibu hamil itu adalah prematur. Dalam review yang diberikannya terhadap 108 perempuan yang melahirkan dengan status positif Covid-19, Mehreen Zaigham di Skåne University Hospital di Malmö dan Ola Andersson di Lund University, Swedia, menemukan sekitar 91 persen bayi dilahirkan secara caesar.
Satu dari 20 bayi yang dilahirkan para ibu dalam studi Knight juga positif virus corona, dan lima bayi meninggal. Tiga kematian kelihatannya tidak berhubungan dengan virus itu, tapi dua lainnya membuka kemungkinan itu.
Ada beberapa laporan miscarriage (persalinan yang harus dilakukan sebelum waktunya) dan keguguran pada perempuan yang terinfeksi virus itu, tapi itupun belum jelas benar apakah itu karena pengaruh infeksi virus yang sama. “Masih sulit untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari situasi sekarang,” kata Andrew Shennan di King's College London.
Tapi ada bukti yang cukup meyakinkan juga bahwa virus itu bisa diturunkan seseorang ke jabang bayi dalam kandungan melalui tali pusar atau plasenta. Ini diketahui dari sekelompok kecil bayi dari perempuan positif Covid-19 yang telah terkonfirmasi terinfeksi virus yang sama tak lama setelah dilahirkan. Dan seorang perempuan yang kehilangan kandungannya pada usia 22 minggu ditemukan memiliki virus corona di dalam plasenta-nya.
“Namun kebanyakan studi tidak menemukan bukti adanya penurunan atau penularan yang sama, jadi kalaupun ada yang menyeberangi plasenta kasusnya sangat jarang,” kata Shenirus .
Seorang bayi yang memakai "Face Shield" menangis di RSIA Tambak, Jakarta, Kamis, 16 April 2020. Untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19, pihak rumah sakit memberikan "Face Shield" atau penutup muka pada bayi yang baru lahir. TEMPO/Muhammad Hidayat
Beberapa virus lain seperti Zika dan cacar air bisa sampai membahayakan perkembangan otak dan sistem organ penglihatan bayi dalam kandungan. Risikonya lebih tinggi di usia awal kandungan. “Tapi untuk virus corona kami belum mendapatkan cukup pengetahuan,” kata Rasmussen lagi.
Kabar gembiranya adalah bayi-bayi baru lahir positif Covid-19 itu bisa kembali pulih. Namun, tetap, para peneliti mengatakan, hingga ada hasil penelitian yang lebih jelas, para perempuan hamil harus melakukan social distancing dan menjalankan instruksi cuci tangan. “Saat ini, yang terpenting adalah para ibu hamil melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk menghindari tertular Covid-19,” kata Rasmussen.
NEWSCIENTIST