TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat beberapa gempa susulan setelah gempa ganda atau doublet yang mengguncang wilayah Bengkulu, Rabu pagi, 19 Agustus 2020. Setidaknya terjadi lima kali gempa susulan dengan magnitudo 3,4 hingga 4,9.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono lewat keterangan tertulisnya menyebutkan lima kali gempa susulan itu tercatat hingga pukul 06.40 WIB. “Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata dia.
Warga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. BMKG juga minta warga memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa sebelum kembali ke dalam rumah.
Berdasarkan pemutakhiran data BMKG, gempa tektonik pertama pada pukul 05.23 WIB bermagnitudo 6,6 dari semula tercatat 6,9. Pusat sumber gempa berada di laut berjarak sekitar 160 kilometer arah barat daya Bengkulu. BMKG mendata kedalaman sumber gempa 24 kilometer.
Gempa kedua menyusul pukul 05.29.35 WIB dengan parameter awal bermagnitudo 6,8 yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,7. Sumber gempa berlokasi di laut berjarak 117 kilometer arah barat daya Bengkulu. Sumber gempanya berkedalaman 86 kilometer.
BMKG menyatakan gempa itu tergolong dangkal akibat aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa kedua gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujarnya.
Guncangan gempa dirasakan di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, Kepahiang dengan skala intensitas IV MMI. Pada siang hari gempa itu dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah. Gerabah juga bisa pecah dan membuat jendela atau pintu berderik serta dinding berbunyi.
Adapun di Bengkulu selatan, Kaur, Curup, Lebong skala intensitas gempanya III MMI. Getaran dirasakan nyata di dalam rumah seakan ada truk yang berlalu. Sementara di Lubuk Linggau gempa terasa dengan skala intensitas II-III MMI. Sejauh ini, menurut BMKG, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Sementara hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.
ANWAR SISWADI