TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria di Hong Kong, berusia 33 tahun dan sehat, adalah orang pertama yang terkonfirmasi terinfeksi virus corona Covid-19 dua kali. Para penelitinya menyatakan kalau masih banyak yang gelap dari hasil studi kasus yang tidak dipublikasikan oleh Universitas Hong Kong tersebut.
“Telah banyak laporan anekdot tentang orang-orang yang bisa terinfeksi kembali," kata Charlotte Houldcroft dari University of Cambridge, Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian itu. Menurutnya, "Ini adalah yang pertama ada data imunologi seseorang yang cukup baik menyertainya."
Berdasarkan keterangan pers dan halaman makalah ilmiah yang belum dipublikasikan namun telah viral di media sosial, pria itu pertama kali sakit Covid-19 di Hong Kong pada Maret lalu. Gejalanya ringan dan disertai demam, batuk dan radang tenggorokan. Pada 26 Maret, sebuah tes memastikan kalau dia terinfeksi virus corona Covid-19.
Pada Agustus, pria yang sama bepergian dari Spanyol ke Hong Kong lewat Inggris. Saat tiba di Hong Kong pada 15 Agustus, dia kembali dinyatakan positif Covid-19. Kali itu dia didapati tak menunjukkan adanya gejala.
Pada dua tes yang dilakukan, sampel virus yang telah diambil dari pria tersebut diurutkan genomnya untuk dipelajari. Perbandingan dari keduanya mengungkap kalau dua virus dari dua sampel itu memiliki turunan yang berbeda--meski mereka berasal dari asal muasal yang sama, tapi mereka memiliki beberapa perbedaan genetis.
"Kita bisa menduga (perbedaan) itu karena sudah tahu bagaimana sistem kekebalan tubuh akan melemah" kata Stephen Griffin dari University of Leeds, Inggris.
Baca juga:
Pria Sengaja Foto Bersama Pasien Covid-19, Ini Kata Dinas Kesehatan
Dia menilai, penelitian perbandingan itu datang dari kelompok riset bereputasi baik. Perbedaan genetik dan time lag antara dua kejadian infeksi virus juga benar-benar menunjukkan keduanya berasal dari kasus terpisah.