Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uji Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dihentikan, Tim Unpad: Harus Hati-hati

image-gnews
Pengunjung berkumpul untuk melihat vaksin virus corona buatan Sinovac Biotech Ltd yang dipamerkan dalam acara China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2020 di Beijing, Cina, 5 September 2020. REUTERS/Tingshu Wang
Pengunjung berkumpul untuk melihat vaksin virus corona buatan Sinovac Biotech Ltd yang dipamerkan dalam acara China International Fair for Trade in Services (CIFTIS) 2020 di Beijing, Cina, 5 September 2020. REUTERS/Tingshu Wang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ikut memantau perkembangan penelitian serupa di mancanegara. Penghentian sementara uji klinis vaksin Covid-19 fase tiga atau akhir oleh Oxford University dan AstraZeneca menjadi peringatan bagi semua pihak. “Kita mesti hati-hati, makanya itu diberhentikan kan,” kata ketua tim riset Unpad Kusnandi Rusmil.

Sebelumnya diberitakan, pemberhentian uji klinis itu pada Selasa, 8 September 2020 diduga karena ada relawan vaksinasi yang sakit. Tim riset masih berupaya mencari tahu apakah sakitnya akibat vaksin atau sebab lain.

Melansir BBC.com, riset vaksin itu melibatkan sekitar 30 ribu orang di Amerika Serikat, Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan. Sebagian pihak menilai penundaan riset semacam itu lumrah ketika ada subyek penelitian yang sakit demi keamanan peserta.

Menurut Kusnandi, ada perbedaan vaksin yang dihentikan uji klinisnya itu dengan yang diteliti oleh tim Unpad di Bandung sekarang ini. “Kita pakai vaksin yang virusnya dimatikan, cuma memang daya imunitasnya kurang jadi harus disuntik dua kali paling tidak,” katanya, Rabu 9 September 2020.

Adapun Oxford-AstraZeneca menguji pengembangan vaksin yang berasal dari dua jenis virus yang disuntikkan ke relawan, yaitu adenovirus dan Covid-19 yang dilemahkan. “Sehingga jadi vaksin virus hidup. Ketika disuntikkan ke orang kebetulan bereaksi jadi diberhentikan, takut nanti karena ini virus hidup,” ujar Kusnandi.

Metode pengembangan vaksin seperti itu, menurutnya, tergolong sulit dan baru. Indonesia belum siap membuat vaksin dengan cara itu. “Kita belum punya mesinnya,” kata dokter spesialis anak yang telah 20 tahun terlibat 32 riset uji klinis vaksin itu di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kebanyakan vaksin yang diuji berasal dari virus yang dimatikan, seperti juga kini vaksin Sinovac asal Cina. “Itu nggak ada yang timbul sakit.” Teknologi pembuatan vaksin dari virus yang dimatikan, kata Kusnandi, lebih gampang.

Berdasarkan pengalamannya, belum ada relawan uji klinis yang sakit berat gara-gara vaksinasi dengan virus yang telah dimatikan. Namun begitu, tim riset telah menyiapkan standard prosedur operasional bagi relawan yang sakit berat pasca imunisasi. “Dia harus dirawat, terus dicari penyebabnya (sakit) apa,” kata Kusnandi.

Soal apakah riset kemudian dihentikan sementara, Manajer Lapangan Tim Riset Eddy Fadlyana mengatakan keputusan itu berada di tim independen. ”Akan ada tim yang menentukan kalau ada yang sakit berat, ada hubungan nggak dengan imunisasi,” ujarnya Rabu 9 September 2020.

Tim itu bentukan sponsor riset uji klinis yaitu PT Bio Farma. Isinya para pakar kedokteran dari berbagai universitas. ”Mereka yang akan rapat secara berkala jika ada kejadian serius,menentukan apakah penelitian ini bisa dilanjutkan atau nggak mereka yang punya hak,” ujar Eddy.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

8 jam lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

10 jam lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Ilustrasi petugas kesehatan memberikan vaksinasi kepada seorang anak murid perempuan. FOTO ANTARA/Ampelsa/FR
Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.


Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

6 hari lalu

ilustrasi Haji (pixabay.com)
Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

26 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

37 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

45 hari lalu

Helena Lim. Instagram
Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

55 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

23 Februari 2024

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.