2018
-April: Data Terlarang
Scott Pruitt, Kepala EPA pilihan Trump, mengusulkan sebuah prosedur yang akan mencegah badan itu membuat regulasi berlandaskan studi-studi yang datanya belum tersedia di publik--itu termasuk banyak studi yang berdasarkan data medis seperti dampak polutan untuk kesehatan.
-Mei: Abaikan Kesepakatan Nuklir
Trump mengumumkan AS akan ke luar dari kesepatan nuklir dengan Iran, sebuah langkah yang lagi-lagi dikritik banyak ilmuwan.
-Juli: Lambat Penasihat
Trump baru menominasikan meteorolog Kelvin Droegemeier sebagai penasihatnya di bidang sains. Trump adalah Presiden AS yang butuh waktu paling lama untuk menunjuk seseorang di posisi ini, setidaknya sejak Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi dibuat di Gedung Putih pada 1976 lalu
-Agustus: Miring ke Industri
EPA usul mengubah mekanismenya dalam mengevalasi bahan kimia yang lebih mendorong riset yang didanai industri.
2019
-April: Para Penasihat Diputus
Para peneliti di AS menyesalkan keputusan Departemen Pertahanan memutus kemitraannya dengan JASON, sebuah kelompok independen yang sebelumnya berperan menyediakan saran teknis kepada pemerintahan. Di dalamnya termasuk akademisi dan peneliti penting.
Baca juga:
Covid-19: GeNose Buatan UGM Produksi Massal November
-September: Tak Jujur
Trump keliru mengatakan kalau Alabama akan terdampak hurikan yang sedang mendekat lebih parah daripada yang diantispasi. Namun pemerintahannya mengkritik prakirawan di Layanan Cuaca Nasional yang kontradiksi dengan sang presiden. Investigasi oleh pemerintah belakangan menemukan kalau apa yang sudah dilakukan Trump bisa menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap perkiraan cuaca.
-November: Selamat Tinggal Persetujuan Paris
Trump secara resmi memulai proses penarikan diri AS dari Persetujuan Iklim Paris 2015 tentang langkah mengurangi dampak perubahan iklim global.