Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Partikel Badai Matahari Baru Saja Hantam Bumi, Ini yang Terjadi

image-gnews
Lubang korona pada 13 Maret 2019. Posisi lubang korona di sekitar ekuator matahari. (instagram/lapan-ri)
Lubang korona pada 13 Maret 2019. Posisi lubang korona di sekitar ekuator matahari. (instagram/lapan-ri)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badai Matahari terpantau setelah sebuah lubang muncul di atmosfer Matahari yang memuntahkan partikel dengan kecepatan 500 kilometer per detik atau 1,8 juta kilometer per jam. Partikel dari badai Matahari itu meluncur dan dilaporkan telah menghantam Bumi pada Minggu, 2 Mei 2021.

Dikutip dari Daily Star, Sabtu, 1 Mei 2021, kekuatan badai matahari berpotensi menyebabkan gangguan terhadap jaringan satelit. Aliran partikel berada pada jalur tabrakan langsung dengan Bumi, dan telah diberi label sebagai badai kelas G1.

“Dapat menyebabkan fluktuasi jaringan listrik yang lemah dan dapat memiliki dampak kecil pada operasi satelit,” kata para peneliti.

Peristiwa seperti itu bukan sekali terjadi. Matahari secara teratur meletuskan jilatan api ke luar angkasa, dan sebagian besar tidak berbahaya bagi Bumi. Meskipun demikian, Matahari sepenuhnya mampu menghasilkan jilatan api Matahari yang dapat melumpuhkan teknologi manusia. Para ahli telah memperingatkan bahwa potensi kejadian itu hanya tinggal menunggu waktu.  

Badai Matahari besar terakhir yang menghantam Bumi terjadi pada 1989, dan menyebabkan pemadaman listrik di Quebec, Kanada. Badai Matahari yang intens juga dapat merusak sistem satelit, karena pemboman partikel Matahari dapat memperluas magnetosfer Bumi, yang membuat sinyal satelit lebih sulit untuk dilewati. 

Meskipun tidak mungkin untuk memprediksi kapan dan di mana badai Matahari besar akan melanda, tidak dapat dihindari bahwa badai akan menghantam planet ini di masa depan. Karena itu, para ahli mengeluhkan kurangnya persiapan untuk peristiwa cuaca luar angkasa yang ekstrem.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka memperingatkan bahwa penanggulangan dampaknya dapat menelan biaya sangat mahal dan menyebabkan kepanikan yang meluas. Menurut perusahaan konsultan risiko Drayton Tyler, dalam kasus terburuk, biaya langsung dan tidak langsung bisa mencapai triliunan dolar Amerika dengan waktu pemulihan bertahun-tahun.

"Kemungkinan terjadinya peristiwa sebesar itu diperkirakan oleh Royal Academy of Engineering Inggris sebagai satu dari 10 badai Matahari dalam dekade mana pun." 

DAILY STAR | DAILY EXPRESS

Baca juga:
Sejak 2018, 11 Siklon Tropis Telah Sebabkan Cuaca Ekstrem di Wilayah Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

3 hari lalu

Polisi berdiri di antara pengunjuk rasa dan perkemahan protes mendukung warga Palestina, selama konflik antara Israel dan Hamas, di kampus Universitas McGill di Montreal, Quebec, Kanada 2 Mei 2024. REUTERS/Peter McCabe
Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

Hakim Kanada menegaskan Universitas McGill tidak dapat membuktikan terjadi kekerasan dalam demo pro-Palestina


Profil Kota Edmonton Kanada Tempat Bermukim Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Sekarang

3 hari lalu

Kota Edmonton di Kanada. Foto : Wikipedia
Profil Kota Edmonton Kanada Tempat Bermukim Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Sekarang

Pasangan Cindy Fatikasari dan Teuku Firmansyah mulai tinggal di Kota Edmonton di Kanada. Di sini tinggal pula YouTuber Nikmatul Rosidah.


Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

4 hari lalu

Aurora australis yang dipotret Nana Mirdad di Selandia Baru, Sabtu, 11 Mei 2024 (Instagram/@nanamirdad_)
Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.


Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

6 hari lalu

Layanan internet Starlink dari SpaceX terdiri dari ground terminal (kanan) dan antena untuk internet satelit kecepatan tinggi. Dok.SpaceX
Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.


Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

6 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Seberapa Ekstrem Dampak Badai Matahari Pekan Ini? Simak Penjelasan Peneliti Antariksa BRIN

Badai matahari memicu paparan elektromagnetik yang mempengaruhi sejumlah alat komunikasi dan navigasi di bumi. Fenomena langka dari siklus surya.


Dampak Badai Matahari 2024, Gangguan Satelit Starlink Hingga Munculnya Fenomena Aurora

6 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Dampak Badai Matahari 2024, Gangguan Satelit Starlink Hingga Munculnya Fenomena Aurora

Badai geomagnetik akibat aktivitas matahari atau Badai Matahari 2024 mulai terjadi sejak Jum'at, 10 Mei lalu hingga beberapa waktu ke depan.


Satelit Starlink Milik Elon Musk Terganggu Akibat Badai Matahari, Begini Penjelasannya

7 hari lalu

Satelit internet Starlink SpaceX di orbit. Kredit : SpaceX
Satelit Starlink Milik Elon Musk Terganggu Akibat Badai Matahari, Begini Penjelasannya

Badai Geomagnetik akibat aktivitas matahari kembali berdampak pada satelit Starlink milik Elon Musk. Apa penyebabnya?


Mengapa Aurora Tidak Terlihat di Wilayah Indonesia?

7 hari lalu

Rachel Vennya berfoto dengan latar aurora borealis di Kutub Utara, Februari 2024 (Instagram/@rachelvennya)
Mengapa Aurora Tidak Terlihat di Wilayah Indonesia?

Kemungkinan terjadinya aurora di langit Indonesia sangat rendah karena berada di sekitar khatulistiwa,


Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

8 hari lalu

Pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan memukul suaminya dengan palu. alarabiya.net
Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.


Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

12 hari lalu

Ilustrasi Satelit LAPAN A3. pusteksat.lapan.go.id
Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.