Tim peneliti juga mengamati gejala Covid-19 di seluruh kelompok usia anak dan menemukan bahwa di semua usia, tingkat batuk, mual dan muntah serupa. Namun, bayi, balita, dan anak pra-sekolah jauh lebih mungkin mengalami demam dan/atau ruam dibandingkan dengan anak sekolah dasar dan remaja dengan angka hingga 2,7 kali lebih tinggi.
Para peneliti juga meneliti perbedaan tingkat rawat inap di antara anak-anak kulit putih, kulit hitam dan Hispanik. Anak-anak kulit hitam dan Hispanik lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena Covid-19. Masing-masing persentasenya 6,5 persen dan 4,6 persen, dibandingkan dengan anak-anak kulit putih sebesar 3,3 persen.
Di antara semua anak yang dirawat di rumah sakit, sebanyak 118 atau 17,6 persen membutuhkan layanan perawatan kritis dan 38 anak, atau 4,1 persen, membutuhkan ventilasi mekanis. Risiko membutuhkan perawatan kritis dan ventilasi mekanis serupa di semua kelompok.
“Temuan menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja dengan Covid-19 mungkin memiliki penyakit yang lebih ringan daripada orang dewasa,” tulis hasil studi yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports itu.
Meski begitu, penelitian itu mengingatkan bahwa tingginya frekuensi kasus tanpa gejala khas mengharuskan peningkatan kewaspadaan, skrining inovatif, dan pengujian di antara anak-anak. Termasuk waspada kontak langsung jika sekolah dibuka kembali.
Studi tersebut dilakukan satu hari setelah komite penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech diberikan kepada anak-anak usia 12 hingga 15 tahun. Sebelumnya, vaksin ini hanya untuk orang Amerika berusia 16 tahun ke atas pada Desember 2020, sedang Pfizer telah diujicobakan untuk remaja sejak Oktober 2020.
Dengan rekomendasi resmi itu, dan otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) yang diberikan sebelumnya, sebagian besar negara bagian mulai memberikan suntikan vaksin Covid-19 kepada remaja mulai pekan lalu. Itu artinya, lebih dari 17 juta orang Amerika bisa mendapatkan vaksinasi, yang menurut beberapa ahli kesehatan sebagai langkah untuk mencapai herd immunity.
Namun, orang tua dan ahli kesehatan memperdebatkan kebutuhan vaksinasi anak-anak yang hanya mencapai 0,1 persen dari kematian akibat Covid-19. secara keseluruhan
DAILY MAIL | SCIENTIFIC REPORTS
Baca juga:
Data Januari 2021: 74 Ribu Kasus Covid-19 pada Anak Indonesia, 3 Ribuan Klaster Sekolah