Keraguan virus dari Wuhan juga datang dari studi pracetak lain yang diserahkan ke Nature. Studi dilakukan tim dari Chinese Academy of Medical Sciences dan Peking Union Medical College di Beijing yang menduga virus terkait SARS-CoV-2 malah sangat langka pada kelelawar di Cina.
Laporan itu berdasarkan hasil uji swab hidung dan dubur lebih dari 13 ribu kelelawar antara 2016 dan 2021 di 703 lokasi di seluruh negeri. Studi menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 tidak terdeteksi dalam sampel yang diambil dari Pasar Huanan Wuhan, 40 hari setelah penutupan pasar, yang selama ini dianggap sumber infeksi awal.
“Penelitian lebih lanjut harus dilakukan di selatan dan barat daya Cina untuk menentukan apakah virus SARS-CoV-2 berasal dari sana,” demikian studi itu menyimpulkan.
Salah satu alasan sulitnya menentukan dari mana virus corona berasal adalah genom virus yang berubah melalui proses yang disebut rekombinasi, bukan hanya melalui mutasi. Rekombinasi virus terjadi ketika dua strain atau galur yang berbeda menginfeksi sel inang yang sama.
Saat mereka bereplikasi dalam sel yang sama, mereka dapat berinteraksi, dan keturunan yang mereka hasilkan dapat memiliki beberapa gen dari kedua orang tua virus. Ini dapat membuat sulit untuk mengetahui garis keturunan virus itu.
“Rekombinasi tampaknya penting untuk bagaimana virus ini berevolusi secara keseluruhan,” tutur Spyros Lytras, ahli virologi evolusi dari University of Glasgow di Inggris.
Jadi, Lytras berujar, pada dasarnya para peneliti mengatakan virus-virus ini mengubah bagian genom mereka sepanjang waktu, dan virus baru dari Laos benar-benar menyoroti hal itu. “Meskipun (virus-virus ini) ditemukan di tempat yang sama, gua yang sama, pada dasarnya mereka semua memiliki bagian genom yang berbeda yang memiliki kombinasi bagian rekombinan yang berbeda,” katanya lagi.
MEDICAL NEWS TODAY, NATURE