Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Ungkap Alasan Kasus Covid-19 India Landai Meski Vaksinasi Belum 50 Persen

image-gnews
Seorang petugas kesehatan mengumpulkan sampel swab dari seorang wanita selama kampanye pengujian antigen cepat untuk penyakit coronavirus (COVID-19), di luar pusat perbelanjaan di Mumbai, India, 22 Maret 2021. REUTERS/Niharika Kulkarni
Seorang petugas kesehatan mengumpulkan sampel swab dari seorang wanita selama kampanye pengujian antigen cepat untuk penyakit coronavirus (COVID-19), di luar pusat perbelanjaan di Mumbai, India, 22 Maret 2021. REUTERS/Niharika Kulkarni
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama, mengungkap penyebab kasus Covid-19 di India, seperti di Indonesia, tetap terjaga melandai meskipun cakupan vaksinasi masih di bawah 50 persen. Menurutnya, satu analisa kenapa kasusnya tetap rendah adalah karena sudah cukup banyak penduduk yang ternyata punya antibodi terhadap SARS CoV-2, virus penyebab Covid-19.

“Data akhir Oktober 2021 menunjukkan 97 persen penduduk New Delhi sudah memiliki antibodi dalam derajat tertentu, baik karena sudah divaksin Covid-19 maupun karena sudah tertular secara alamiah,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 22 November 2021.

Laporan seropositif 97 persen ini adalah survei keenam yang dilakukan di New Delhi, India. Angka-angka sebelumnya memang menunjukkan kenaikan secara bertahap, mulai dari 22,8 persen pada Juli 2020; berlanjut menjadi 28,7 persen di Agustus 2020; lalu 25,1 persen pada September 2020; 25,5 persen pada Oktober; dan 56,13 persen pada Januari 2021.

Selain survei berkala ada juga survei-survei berskala cukup besar, seperti yang dilakukan All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) yang mendapatkan angka seropositifas di New Delhi adalah 67 persen pada puncak gelombang yang lalu. Serta survei Council of Science and Industrial Research di New Delhi yang menunjukkan seroprevalensi 80 persen beberapa waktu setelah puncak.

“Dalam survei antibodi keenam New Delhi ini sebagian sampel akan diteliti lebih dalam tentang kadar antibodi yang terbentuk, sehingga dapat lebih diketahui kadar proteksi yang ada di masyarakat,” kata Tjandra, yang juga merupakan Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Selain di New Delhi, ada juga survei serupa di kota bisnis terbesar India, yaitu di Mumbai/Bombay. Hasil survei kelima di wilayah ini menunjukkan bahwa antibodi terhadap Covid-19 sudah ditemukan pada 90,26 persen dari mereka yang sudah divaksin dan 79,86 persen pada mereka yang belum divaksin.

“Jika digabung datanya, maka antibodi terhadap virus SARS CoV-2 sudah ada pada 86,64 persen penduduk kota Mumbai, 85,07 persen pada pria dan 88,29 persen pada wanita,” tutur dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Direktur Pascasarjana di Universitas YARSI Jakarta itu, ada beberapa catatan mengenai kondisi di India. Pertama, dia berujar, India sudah sejak tahun yang lalu secara berkala melakukan survei antibodi pada penduduknya, bahkan sudah sampai enam kali di New Delhi dan lima kali di Mumbai, selain yang dilakukan oleh institusi kesehatan lain.

Kedua, ternyata kadar antibodi terhadap Covid-19 di kedua kota terbesar itu sudah tinggi sekali, sekitar 97 persen di New Delhi dan 87 persen di Mumbai. Tingginya masyarakat yang sudah punya antibodi ini dapat saja dihubungkan dengan berhasilnya India menjaga kasus Covid-19 nya tetap terjaga rendah sekarang ini.

Tjandra menyarankan bahwa akan lebih baik jika Indonesia juga secara berkala melakukan survei antibodi Covid-19 ke masyarakatnya, setidaknya di beberapa kota besar. “Memang sudah pernah ada laporan beberapa survei seperti ini, tapi lebih baik kalau terus ditingkatkan dan hasilnya dianalisa dari waktu ke waktu,” ujar Tjandra sambil menambahkan, sehingga dapat dilihat perkembangannya.

Selain itu, akan lebih baik juga jika pada sebagian sampel dilakukan analisa lebih mendalam terhadap kadar dan jenis antibodi yang ada, seperti yang dilakukan di New Delhi. Karena data dari survei antibodi dapat dijadikan salah satu bahan penting untuk menganalisa ada tidaknya gelombang ke tiga. “Atau setidaknya ada tidaknya, dan seberapa besar kalau ada peningkatan kasus sesudah libur Natal dan Tahun Baru, bulan depan.” 

Baca:
Epidemiolog Bicara Covid-19 Akhir Tahun: Ada Lonjakan, tapi Tidak Tinggi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 jam lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

9 jam lalu

Seorang petugas mengamatu umat Islam melakukkan tawaf mengelilingi ka'bah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Jumat, 7 Juli 2023. Masjidil Haram masih dipadati jamaah yang melaksanakan tawaf dan ibadah lainnya usai pelaksanaan puncak ibadah haji. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

11 jam lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

22 jam lalu

Kota bernuansa pink di Rajasthan, Jaipur, India. Unsplash.com/Dexter Fernandes
7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara


75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.


Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius


Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ilustrasi bom molotov. shutterstock.com
Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email


Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. TEMPO/Subekti
Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.


Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

2 hari lalu

Pakar Serangga IPB University, Prof. Tri Atmowidi. Dok. Humas IPB University
Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.


Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga/Asics
Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.