TEMPO.CO, Jakarta - Kanal Tekno berusaha merangkum segenap peristiwa sains, lingkungan, digital, dan game yang pernah mewarnai Indonesia dan dunia—hingga di luar Bumi—sepanjang tahun ini dalam Kaleidoskop 2021. Popularitas lewat tingkat keterbacaan artikelnya menjadi parameter utamanya.
Untuk Kaleidoskop 2021 periode September-Oktober, berikut ini delapan peristiwa terpilihnya.
SEPTEMBER
Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia
Salah satu fakultas yang menjadi favorit dan incaran calon mahasiswa adalah fakultas hukum. Fakultas hukum dinilai menawarkan prospek kerja yang luas sebab hampir semua instansi perusahaan atau pemerintahan membutuhkan ahli hukum untuk mengurus keperluan mereka.
Berdasarkan peringkat yang dikeluarkan oleh Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) tahun 2021, berikut adalah 5 universitas dengan fakultas hukum terbaik di Indonesia:
- Universitas Indonesia
Peringkat pertama jurusan hukum terbaik di Indonesia diraih oleh Universitas Indonesia (UI). Nilai keseluruhan yang diberikan THE WUR kepada UI yakni 25.1-30.1. Dari lima indikator penilaian, UI paling unggul dalam Industry Outcome (pendapatan industri) dengan skor 84.5. - Universitas Brawijaya
Jurusan hukum terbaik selanjutnya diraih oleh Universitas Brawijaya (UB). Sejak berdiri 1957, jurusan hukum UB telah menjadi salah satu jurusan yang banyak diminati oleh para pelajar. Nilai keseluruhan yang diberikan THE WUR kepada UB yakni 10.3 - 25.0. - Universitas Diponegoro
Fakultas hukum merupakan fakultas tertua di Universitas Diponegoro (Undip). Jurusan hukum di universitas ini berhasil menyabet peringkat terbaik ketiga di Indonesia versi THE WUR dengan nilai keseluruhan 10.3-25.0. - Universitas Gajah Mada
Universitas Gajah Mada (UGM) merupakan kampus yang telah meluluskan banyak tokoh kondang dari fakultas hukum. Beberapa di antaranya adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan sastrawan Putu Wijaya. Universitas ini mendapat penilaian dari THE WUR dengan skor 10.3-25.0. - Universitas Padjajaran
Peringkat kelima fakultas hukum terbaik di Indonesia diraih oleh Universitas Padjajaran (Unpad). Nilai keseluruhan universitas ini adalah 10.23-25.0. Menurut laman resmi Unpad, fakultas hukum adalah salah satu dari empat fakultas yang menjadi cikal bakal Unpad sekaligus menjadi dasar identitas Unpad dalam berkiprah di dunia pendidikan.
Baca:
5 Universitas dengan Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia
Kabel Bawah Laut
Melemahnya jaringan internet IndiHome ramai diperbincangkan di media sosial akhir-akhir ini. Belakangan diketahui bahwa lemahnya jaringan internet IndiHome tersebut disebabkan oleh masalah yang terjadi pada kabel bawah laut Jawa, Sumatera dan Kalimantan (Jasuka) ruas Batam-Pontianak.
Kabel bawah laut telah dikenal sebagai sarana penghubung jaringan internet sejak lama. Dilansir dari onesteppower.com, kabel bawah laut telah dimanfaatkan sebagai sarana penghubung komunikasi sejak 1858. Pada waktu itu, kabel bawah laut pertama kali digunakan untuk kepentingan menghubungkan jaringan telegraf dari satu wilayah ke wilayah lain, terutama wilayah yang terpisahkan oleh lautan.
Kinerja kabel bawah laut dalam menghubungkan satu orang dengan orang lain sangat luar biasa pada zamannya. Dalam hitungan menit, pesan yang dikirimkan melalui telegraf dapat sampai dalam hitungan menit.
Kabel bawah laut memiliki cara kerja yang mirip seperti kabel biasa. Bedanya, seperti dilansir dari britannica.com, konduktor kabel bawah dibaluti oleh lapisan yang lebih tebal untuk menghindari korsleting akibat air laut. Lapisan kabel yang tebal tersebut membuat kabel bawah laut tampak seperti sebuah kabel raksasa.
Baca:
Beberapa Hal yang Perlu Anda Ketahui Soal Kabel Bawah Laut
Gangguan Indihome dan Telkomsel
Ahad, 19 September 2021, gangguan Internet untuk layanan Indihome dan Telkomsel mengalami gangguan. Masalah ini ramai dikeluhkan masyarakat di sosial media. Vice President Corporate Communication Telkom, Pujo Pramono, menjelaskan, gangguan tersebut disebabkan oleh masalah sistem komunikasi kabel laut Jawa, Sumatera dan Kalimantan (Jasuka) ruas Batam-Pontianak.
Gangguan teridentifikasi berasal dari titik sekitar 1,5 kilometer lepas pantai Batam pada kedalaman 20 meter bawah permukaan laut. Dengan diketahuinya titik gangguan ini, Telkom segera menyiapkan upaya perbaikan agar secepatnya infrastruktur tersebut dapat segera berfungsi normal.
Gangguan tersebut berdampak pada beberapa pengguna di beberapa titik seperti Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Pulau Natuna, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Gangguan jaringan berdampak pada penurunan kualitas akses layanan internet saja, untuk akses layanan telepon dan SMS masih dapat diakses dengan normal.
Berdasarkan telkom.co.id, Jasuka yang dibangun Telkom merupakan salah satu jalur kabel laut terpanjang di dunia. Jalur kabel laut ini terdiri empat kanal 40G dengan kapasitas daya tampung hingga 16 kali lipat dari jalur konvensional. Pengembangan jalur Jawa-Sumatera-Kalimantan ini merupakan bagian dari Indonesia Digital Network yang menargetkan 90 persen wilayah kota dan kabupaten di Indonesia terkoneksi broadband.
Baca:
Gangguan Indihome dan Telkomsel Masalah Kabel Optik Jasuka, Apakah itu?
Penyebab Turunnya Kasus Covid-19
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan bahwa kasus harian di Indonesia per Selasa, 14 September 2021, hanya bertambah 4.128. Angka ini cukup jauh dari puncak tertinggi penambahan harian yang tercatat sebanyak 54 ribu kasus pada 16 Juni lalu.
Namun, benarkah sekarang orang Indonesia mendapatkan kekebalan alamiah bukan kekebalan karena vaksin sehingga kasus menurun? Menurut Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, penurunan kasus terjadi karena upaya pembatasan sosial yang sangat ketat.
“Tentu saja kekebalan bisa didapat secara alamiah atau akibat vaksin, tapi pembatasan sosial ketat yang menurunkan jumlah kasus, itu sudah terjadi di berbagai tempat di dunia,” ujar dia dalam acara virtual Kuliah Pakar Magister Sains Biomedis, Universitas YARSI, Jakarta, Rabu, 15 September 2021.
Jadi, Tjandra yang merupakan Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, mencontohkan, di Wuhan, Cina, tempat di mana diduga pertama kali SARS-CoV-2 itu diidentifikasi, sempat mengalami lonjakan kasus yang tinggi. Namun, kata dia, kasusnya bisa menurun, dan saat itu masih belum ada vaksin sama sekali, termasuk belum ada kekebalan secara alami karena memang virus baru ditemukan.
Baca:
Guru Besar FKUI Sebut Turunnya Kasus Covid-19 Indonesia Bukan Karena Kekebalan
OKTOBER