TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Lampung (Unila) mendapat pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) senilai Rp600 miliar untuk pembangunan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) dan Gedung Integrated Riset Center (IRC).
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan TIK Unila Suharso menyampaikan Unila sangat peduli untuk melakukan peningkatan kualitas pendidikan kedokteran melalui pengembangan RSPTN dan pusat penelitian pada proyek-proyek Universitas Lampung.
“Proyek ini diharapkan memberikan hasil yang sangat berguna melalui rencana strategis yang dikembangkan dengan baik dan untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas,” ujar Suharso seperti dikutip di laman resmi Unila pada Selasa, 15 Februari 2022.
RSPTN Unila direncanakan bertipe C dengan kapasitas 100 tempat tidur dengan pusat layanan unggulan terdiri dari tropical infectious, endocrine and metabolic, geriatrics, dan medical rehabilitation. Selain itu, RSPTN Unila dalam proyek ini adalah “Rumah Sakit Model” di Sumatra dengan slogan “Rumah Sehat”. Konsep bangunan RSPTN dan IRC Unila adalah ramah lingkungan, berbasis IT, efisiensi energi, tahan gempa, dan responsif terhadap gender.
Suharso mengatakan keberhasilan pengembangan sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari kualitas sistem pelayanan publik, terutama sektor kesehatan. Karenanya, kata dia, dengan semangat kemandirian untuk mencapai kesejahteraan sambil berjuang untuk mencapai visinya dan menjalankan misinya, Unila secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan layanan kesehatan masyarakat.
“Sebagai universitas negeri pertama dan terbesar di Lampung, Unila memainkan peran penting untuk mengembangkan sumber daya manusia dan layanan kesehatan di kota Bandarlampung dan Provinsi Lampung,” katanya.
Rumah sakit pendidikan yang terintegrasi pusat penelitian atau Integrated Research Center ini dirancang untuk mendukung dosen dalam melakukan penelitian serta bekerja sama dengan dosen dari dalam dan luar negeri. Rumah Sakit dan IRC diharapkan meningkatkan kapasitas penelitian sebab rumah sakit menyediakan data dan kasus untuk penelitian.
Kasus-kasus dari rumah sakit akan menghubungkan dan mencocokkan penelitian yang akan memperkuat kuantitas dan kualitas penelitian di fakultas kedokteran Unila. Sebagai hasilnya, penelitian ini akan mendukung peningkatan layanan rumah sakit untuk membangun jalur klinis.
Untuk alasan tersebut, kata Suharso, IRC harus memiliki fasilitas penelitian terbaru dan andal. Dengan adanya IRC, Suharso mengataka diharapkan dokter spesialis dapat melakukan penelitian sesuai bidang spesialisasi mereka.
Baca juga:
Kurikulum Merdeka Hapus Jurusan IPA IPA, Seperti Apa Seleksi Masuk PTN Nanti?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu